PACIS | 42

71 21 10
                                    

Syifa menenggelamkan dirinya di bathtub, berada di antara meletusnya busa beraroma mawar. Kulitnya nampak bersahabat dengan air dingin yang mengelilinginya.

Matanya hanya memandang lurus, kosong dan terlihat pupus harapan. Apa Syifa menyimpan amarah pada Rizky?

Bisa-bisanya kamu ngelakuin itu. Bahkan sekadar nyusul aku pun nggak, batinnya. Tak sadar tangan Syifa mencengkeram pinggiran bathtub.

Nuni memandang cucunya dari jauh, lelaki berwajah tampan itu sedang menyelimuti dirinya di kamar. Dari luar Nuni bisa melihatnya, melihat Rina yang begitu khawatir dengan keadaan Rizky. Pasalnya cucunya tersebut pulang dengan keadaan basah kuyup setelah mengantar Syifa pulang.

Ketika Seno bertanya, Rizky tak menjawab apa-apa. Cerewetnya Rina pun tak sepadan dengan sikap dingin yang Rizky tunjukkan.

Hilangnya senyum dari wajah Rizky membuat Nuni sedikit berpikir tentang ucapannya semalam. Ia berdesis ketika mengingat wajah Syifa. Rupanya ini semua memang sangat kebetulan.

Iya, kebetulan.

Pada awal cerita, gadis cantik yang hendak meminjam buku di perpustakaan itu bertemu seorang nenek. Dia adalah Nuni, nenek dari Rizky yang diam-diam berposisi sebagai Mommy.

Tentu saja posisi sebejad itu tidak akan disebarluaskan. Jadi selama sepuluh tahun ini wanita tua itu menyembunyikannya dari keluarga.  Ia mulai mencari kesibukan dan tibalah ia pada pelabuhan masa lalu.

Saat usianya masih dua puluhan, Nuni pernah masuk ke dunia gelap. Dia adalah salah satu gadis yang diperjualbelikan sampai akhirnya bertemu dengan tambatan hati yakni mendiang kakek dari Rizky.

Maka jangan lagi tanya mengapa itu terjadi. Karena ia memiliki kesempatan dan pengalaman.

Waktu itu Nuni melihat gadis cantik, di parkiran sebuah kafe sedang membenahi tali sepatu. Postur tubuhnya sempurna, wajahnya cantik dan terlihat sangat polos. Sempat merasa menang kala ia menangkap wujudnya, tak menyangka bahwa di populasi mengerikan di kota ini masih ada gadis seperti Syifa.

Namun Nuni dikejutkan ketika Syifa berbicara. Ia kaget karena baby incarannya itu memiliki kekurangan semacam gagap. Baginya itu akan mengganggu dan tak mungkin bisa disembuhkan. Nuni memakai topengnya dan mulai mendendangkan sebuah drama.

Tibalah di pertemuan kedua, Syifa sedang menunggu angkutan umum di halte. Lagi-lagi Nuni yang memang sedang ada urusan itu harus merubah prioritas setelah melihat Syifa. Masih dengan peran ibu peri, Nuni menyambut Syifa dengan sangat baik layaknya nenek yang tulus mengasihi.

Walau malas mendengar suara yang tersendat-sendat, Nuni tetap mendengarkan curahan hati Syifa perihal gadis itu yang tak lagi memiliki sosok orang tua terutama nenek di hidupnya.

Di balik itu, Nuni sibuk menilai Syifa. Dari mulai kepala sampai kaki. Dan di benaknya saat itu adalah, anak ini adalah baby yang sempurna, hanya saja gagapnya menutup semuanya.

Tapi semua berakhir ketika Syifa menunjukkan di mana kontrakannya. Saat gadis itu pamit dan mobil mulai menjauh, Nuni menghela napas kasar seraya memukul sembarang kursi di sampingnya.

Bagaimana tidak bila kontrakan itu adalah milik keluarga dari istri kedua mantan suami Nuni. Dan ya, bisa dibilang salah satu faktor itu semua terjadi karena pernikahannya hancur di usia empat puluh lima tahun. Jadi di kala waktu senja, Nuni tak memiliki tempat yang hangat. Hanya dingin dan lembap.

Walau Rizky tak tau mengenai keberadaan keluarga dari nenek tirinya, akan tetapi Nuni khawatir bila ia salah mengambil langkah. Sedari dulu Nuni selalu bermain pintar jadi untuk sementara ia mencari cara lebih dulu. Tapi ketika caranya telah ditemukan, Syifa sudah pindah dari kontrakan itu. Kebetulan sekali.

PACAR ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang