PACIS | 10

242 38 3
                                    

Malam itu Rizky benar-benar dimabuk asmara, pikirannya dipenuhi oleh Syifa Arellia yang begitu manis. Wajahnya, suaranya dan semua hal kecil yang pernah mereka lewati berdua.

Rizky memeluk bantal sebagai pelampiasannya karena gemas. Ia juga heran kenapa perempuan itu wajahnya sungguh tidak selow. Kenapa cantiknya bisa kayak gitu? Cetusnya dalam hati.

Bibirnya terus memanjang karena tidak bisa normal. Kasmaran, memang gila.

Rizky mulai berandai jika suatu saat ia dan Syifa berjalan ke suatu tempat yang romantis. Lalu ia menyatakan cinta, dan epic-nya Syifa menerima tanpa pikir panjang. Rizky terkikik senang membayangkannya.

Tapi detik kemudian ia tersadar akan satu hal. Syifa sudah mengetahui siapa dirinya, tapi sampai saat ini Rizky belum juga tau siapa Syifa yang sebenarnya. Apa Syifa benar hanya gadis yang tidak memiliki rumah dan keluarganya begitu tega sampai tidak mencari keberadaannya? Padahal jika Rizky yang menjadi kerabat Syifa, sudah ia cari sampai ujung dunia karena Syifa terlalu istimewa untuk diacuhkan.




Paginya Rizky keluar untuk berolahraga walau hanya berputar beberapa kali. Matahari pun belum muncul, Rizky mencuri waktu agar bisa menjaga kebugaran tubuhnya. Ia sudah memberi kabar ke Reza agar mengatur pertemuan antara dirinya dan Rina di lantai dua sebuah kafe.

Hari itu ia tidak ada kelas jadi lebih baik jam kosong itu ia gunakan untuk menemui Rina. Di taman yang ada di pinggir jalan raya, Rizky duduk dan membeli air untuk menghilangkan dahaganya.

"Gue udah jual mahal tapi kok dia udah ngga ngejar gue lagi, ya?"

"Udah bosen kali, Das!" pekik perempuan lain. Rizky terkejut ketika itu adalah Dasya dan kawan-kawannya. Lantas laki-laki itu membalik badannya dan berharap tidak dihampiri mereka.

"Jadi sebenernya lo itu suka ga sih sama Rizky?"

"Suka sih suka, cuma dia udah ga kayak dulu."

"Maksud lo udah ga tajir?"

Dasya mengiakan. Sudah Rizky duga, perempuan itu memang hanya mengincar hartanya. Syukurnya Rizky tak lagi menyukainya seperti dulu.

"Hm gitu deh. Jadi kalo gue jadiin dia yang pertama, pasti gue cuma dapet gantengnya. Duitnya mah ga ada," balas Dasya.

"Recco sama Rivan aja udah ga sama Rizky kan, padahal dulu sohib banget."

"Iya, gue denger Recco cuma manfaatin Rizky."

"Emang ya tuh cowok bego banget, berapa tahun tuh dia cuma dijadiin budak."

Rizky menghela napasnya, ia mengendap pergi ketika gerombolan laki-laki datang. Kakinya yang panjang melangkah lebar dan dengan cepat ia ingin pergi menjauh dari sana. Muak, bahkan ia tak suka mendengar nama Recco dan Rivan.

Recco, Rizky dan Rivan adalah tiga serangkai yang selalu bersama. Entah di sekolah atau di luar sekolah. Mereka saling kenal karena memiliki hobi yang sama, motoran dan bermain alat musik. Sejak SMA mereka berteman sampai merangkap di kampus yang sama.

Dulu Rizky mengira bahwa mereka adalah teman sejatinya, bahkan orang-orang sekitar menyebut mereka dengan 3R. Namun rupanya semua mulai terungkap kala Senopati menyatakan akan menjodohkan putranya dengan Citra, anak dari Hendra.

Rizky dan Senopati bertengkar dan sebagai laki-laki Rizky memutuskan pergi dari rumah. Sebenarnya berat, ia harus merelakan motor kesayangannya dan keluarga, hanya karena ayahnya yang mementingkan ego.

Rizky meminta tolong pada Recco untuk memberinya tempat tinggal, Rizky tak minta yang mewah bahkan untuk berbulan-bulan. Rizky butuh tempat berteduh seminggu saja, namun bukannya empati Recco mengusir Rizky.

PACAR ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang