Untuk Jiel • 12

492 50 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.20 WIB. Hampir tengah malam. Namun sosok remaja lelaki yang bertubuh tinggi itu masih berada di balkon kamarnya. Raut wajahnya hanya datar. Seolah tak ada emosi yang muncul dari dalam hatinya. Tatapannya pun tajam, seperti pisau yang siap memotong daging.

Kekehannya terdengar. Berat dan begitu seram. Suaranya memang sedikit samar. Namun, meski begitu, suaranya dapat membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya jadi berdiri.

Ia seperti sosok pendendam. Namun nyatanya memang pendendam. Dia menaruh dendam yang begitu besar pada seseorang. Seseorang yang telah membuat hidupnya hancur. Hingga ia terpaksa memakai topeng untuk bertahan hidup.

Menurut orang-orang, ia sangat baik. Memiliki budi pekerti yang terpuji, serta perilakunya tidak pernah melenceng dari norma. Namun itu hanya topeng. Itu hanyalah sebuah penyamaran. Dirinya yang asli tidak sebegitu baiknya. Dia hanya manusia yang memiliki sifat kejam akibat masa lalunya.

"Dia harus mati!" geramnya.

Tangannya mencengkeram pagar balkon. Otot tangannya bahkan terlihat. Menambah kesan tegas dan seram secara bersamaan.

"Gue harus bisa bales semuanya. Gue gak mau semua penyamaran itu sia-sia," monolognya.

"Dia harus mati gimanapun juga,"

"Ah...atau mereka aja yang jadi umpannya?"

Seringai penuh makna terbentuk dari bibir tipisnya. Gigi taringnya ikut menelisik keluar. Ia justru terlihat seperti vampir.

"Kayanya, kalo ini diakhiri dengan cepat justru bagus," ia tertawa ringan. Namun tawanya bukan memancarkan kebahagiaan. Tawanya penuh akan rasa sakit, dendam, kecewa, dan tentunya marah.

"Jangan buru-buru," celetuk seseorang.

Remaja itu mematung. Ia membalikkan badannya. Namun nihil, tidak ada siapa-siapa disana. Ia berdecak. Bola matanya mencari ke sembarang arah. Tetapi ia tetap tidak dapat menemukan siapapun.

"Tidak usah mencari. Aku tau kamu sudah mengetahui aku," suara itu kembali terdengar.

Remaja itu kembali tertawa. Menertawai dramanya yang dengan cepat diketahui.

"Saranku, kamu jangan terburu-buru. Biarkan mereka bermain, dan biarkan dia untuk bersenang-senang. Kita masih punya banyak waktu. Setidaknya sampai 5 tahun ke depan,"

"Kenapa lima?" tanya remaja lelaki itu bingung.

"Ada sesuatu yang belum kamu ketahui. Aku pastikan, setelah kamu mengetahui itu, hidupmu hampir 70% akan berubah. Kamu harus percaya itu!"

Untuk JielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang