Untuk Jiel • 15

436 53 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

*Flashback*

"Aku mau bawa dia kembali!" teriak seorang wanita paruh baya seraya berusaha untuk merebut sosok anak berusia 3 tahun dari gendongan wanita di depannya.

Dia Hanum. Kala itu, ia berencana mengambil kembali anaknya yang ia titipkan pada kakak sepupunya.

"Gak boleh! Jiel udah jadi anak aku. Kamu gak boleh bawa dia kembali!" amuk wanita bernama Sheina itu.

"Lo gak ada hak ya buat ambil anak gue! Dia anak gue, sah di mata hukum!" Hanum makin bertindak tidak sopan.

"Kakak gak akan serahin Jiel ke kamu gitu aja. Kamu itu kejam. Kakak gak yakin kamu bakal jaga dia dengan baik," Sheina memeluk erat Jiel yang sudah menangis.

Suami Sheina pun berusaha menghalangi Dika yang hendak menyusul Hanum. Semua pertengkaran itu tentu disaksikan oleh seorang anak yang masih berusia 8 tahun. Dia Sean. Putra tunggal Sheina.

"Tante Hanum jahat. Adek gak boleh pulang pokoknya!" mata Sean berkaca-kaca.

"Gue bisa lakuin apapun, lo jangan coba-coba halangi gue kalo gak mau mati sia-sia!" ancam Hanum.

"Kamu gila!" teriak Sheina dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Melihat ibunya menangis, Sean segera menyusul ke bawah. Ia berniat membawa Jiel pergi.

"Tante jahat! Sean benci sama tante!" teriak Sean dengan sekeras-kerasnya. Bocah itu berharap ada tetangga yang mendengar teriakannya.

"Lo gak usah ikut-ikutan! Anak kecil gak tau apa-apa, gak usah ikut campur masalah gue," bentak Hanum.

Pergerakan Dika telah dikunci oleh suami Sheina. Pria itu berusaha untuk menahan pergerakan Dika.

"Lo diem! Suara lo jelek banget. Kasian kuping gue," sentak suami Sheina. David namanya. Sosok pria kaya yang memiliki hati dermawan dan juga penyayang.

"Kurang ajar! Gue tetep bakal bawa anak itu!" kekeuh Dika seraya berusaha melepaskan diri.

Sheina sedikit menunduk. Ia menarik tubuh Sean agar dekat dengan dirinya. Ia membisikkan sesuatu pada Sean.

"Sean, mama percaya sama kamu. Kamu bawa adik kamu sejauh yang kamu bisa. Mama sama papa bakal berusaha tahan mereka. Kamu ngerti?"

Untuk JielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang