Untuk Jiel • 18

420 54 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Biasanya korban penculikan akan diletakkan di sebuah tempat atau gedung tua yang berada jauh dari permukiman. Namun kali ini berbeda. Jiel sebagai korban penculikan itu justru diletakkan di sebuah kamar hotel yang mewah.

Bagaimana tidak? Ranjangnya saja luas, cukup untuk 3 orang. Lalu ada sebuah televisi digital dan juga 2 buah AC. Tidak hanya itu, balkon kamar hotel itu menunjukkan pemandangan ibukota. Serta lantainya yang dilapisi karpet berbulu itu menambah kesan mewah dalam kamar hotel tersebut.

Jiel yang baru saja tersadar dibuat bingung. Ia tidak tau dimana dirinya berada. Di kamar yang begitu mewah ini, ia benar-benar merasa nyaman. Bukannya takut, Jiel justru bertanya-tanya.

"Abang yang tadi kemana ya?" batin Jiel bertanya-tanya.

"Kamu sudah bangun rupanya," bukan sosok pemuda seperti yang diharapkan Jiel, justru seorang pria tua namun masih terlihat tampan. Jiel melongo melihatnya.

"Kakek siapa? Kakek yang punya kamar ya? Maaf, Jiel gak tau kenapa bisa ada disini. Nanti Jiel pasti pergi kok," cerocos Jiel dengan polosnya.

Pria tua yang tak lain adalah Mr. S itu terkekeh pelan. Ia merasa gemas dengan remaja di depannya itu.

"Jangan berpura-pura, topengmu sudah terlepas,"

Kening Jiel mengernyit, "berpura-pura apa? Kakek ngomong apa sih? Jiel gak ngerti,"

Mr. S tertawa geli. Dramanya masih berlanjut ternyata.

"Buka saja topengmu. Saya sudah tau semuanya,"

"Aish...kakek gak jelas ah! Jiel pusing," keluh remaja tampan itu.

Kepala Jiel menunduk. Tangannya memainkan selimut yang lembut itu. Sembari otaknya berpikir mengapa ia berada di tempat itu.

Sementara itu, Mr. S justru terdiam heran. Tidak mungkin ia salah bukan? Tebakannya sudah pasti benar. Jiel adalah orang yang selama ini ia cari. Jiel adalah pemilik topeng itu.

"Mencari ku pak tua?" sebuah suara yang mirip dengan suara Jiel membuat dua orang di dalam kamar itu menoleh, ah tepatnya menatap seseorang yang berada di belakang Mr. S.

Mr. S dan Jiel tentu saja dibuat kaget. Sosok remaja tampan dan tinggi yang memiliki garis wajah sama persis seperti Jiel.

"Wah...Jiel kok ada dua?" remaja itu terkejut dan kagum. Ia benar-benar merasa shock.

"Halo...adik!" sapa orang itu. Dia, Arjiedan Nadhizar. Namanya memang mirip dengan Jiel. Jelas! Sosok remaja yang biasa dipanggil Jiedan itu adalah kembarannya.

Untuk JielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang