Mohon vote manteman💓
Selamat membacaAKIBAT masalah kemarin, Trisya dan Selna berakhir di skorsing selama dua hari. Daripada merenungi kesalahan, Trisya justru senang luar biasa dengan adanya skors tersebut sehingga dia bisa bersantai malas-malasan dirumah.
Mona sempat mengomelinya dan mencerca Selna habis-habisan. Perempuan itu saat Trisya dikantin sedang bersama Liam dan kawan-kawan di belakang kantin. Kemudian ketika mendengar kericuhan terjadi, buru-buru mereka pergi kesana.
Sementara Yuna entahlah sejak kapan dia berada dibelakang Mona dan membantu memisahkan Trisya.
"Ya, maap deh. Kan nggak sengaja." Trisya memajukan bibir karena Mona tidak berhenti mengomel lantaran Trisya sengaja mendorong mereka sehingga mental ke belakang waktu itu.
"Kalo nggak ada Stefan yang bantu gue, gue udah jatoh dilantai. Yuna juga kalo nggak ada Liam, sama. " Cerocos perempuan berpipi tembam itu.
Trisya langsung melirik Yuna, tersenyum. "Na, lo peduli ya sama gue? Hehe akhirnya kita jadi temen ya."
"Ih, apaan enggak. Itu cuma insting manusiawi gue doang." Yuna rolling eyes.
"Hahaha."
Sesampai esok harinya dirumah, rasanya begitu menyenangkan bisa menikmati tidur sampai siang dan rebahan dengan sebuah ponsel ditangan.
Kemarin orang tua mereka sempat dipanggil. Respon mami? Orang tua itu hanya mengomel padanya tiada henti. Tapi setelah itu kembali seperti biasa.
Mami tidak sampai marah besar kepadanya bahkan sepertinya juga tidak pernah. Entahlah mungkin karena ia anak perempuan satu-satunya sehingga mami juga tidak mau bersikap keras.
Namun jangan salah... pemalas begini Trisya tetap rajin mengurus rumah. Dia lah yang selalu memberes semua pekerjaan rumah sepulang sekolah setelah mami selesai bekerja. Hanya saja untuk urusan dapur, dia angkat tangan.
Trisya melirik ponselnya, suara notifikasi berhasil membuat perhatiannya teralihkan. Dia mendesah pelan ketika membaca isi pesan dari notifikasi bar dilayar kunci.
Mr. Smith
Celine papi mau tanya kamu beneran diskorsing ya?
Mona yang bilangTrisya berdecak. "Shit, Mona!!"
Mr. Smith
iya
Masalah apa lagi nak
Kok bisa sih
Kedepan papi harap kamu bisa berubah lebih baik yaiya
Udah makan belum
Mau papi jemput nggak kita ke restoranlg g mau keluar
Yaudah papi delivery aja ya
Kalo mau apa apa tinggal kasih tau papi
Read.Perempuan itu membuang asal ponselnya diatas kasur. Jika ditanya mengenai kebencian terhadap papi, dia tak akan mampu menjelaskannya.
Yang dia tahu hanya mami merasa tersakiti. Dia benci melihat mami menderita. Maka dari itu dia mencap papi buruk dari yang terburuk.
Kurang lebih setengah jam kemudian, suara bel rumah membuat dia yang tengah seru-serunya bermain dengan Millie terpaksa harus terhenti.
Menuruni anak tangga satu persatu sembari menyambut delivery yang dikirim papi. Dia membawa makanan itu ke ruang tengah sambil menyiapkan susu UHT untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyss of Love [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️ : 🔞 ( harap bijak memilih bacaan) Jatuh cinta itu, seperti jatuh kedalam jurang yang dalam. Terjebak didalam lembah gelap tanpa penerangan. Kelam dan dingin. Sunyi dan sepi. Tersesat dijalan yang akan membawa perjalan...