eleven

257 10 0
                                        

Selamat membaca

SUASANA kantin di kali ini pecah, kerumunan orang-orang ramai sekali mengelilingi sumber kegaduhan. Lebih memilih menikmati hal tersebut sebagai tontonan seru dibanding memisahkan.

"Berani lo sama gue, sini lo babi! Kurangajar lo ya." Perempuan berambut ikal yang sudah berantakan menunjuk seseorang dengan garang. Dia ingin maju menyerang, tetapi kali ini ditahan oleh osis yang baru datang menengahi.

Tidak jauh dari perempuan itu, Trisya berdiri dengan wajah berantakan. Herannya, dia justru semakin kelihatan menarik.

Trisya malah tertawa, bertepuk tangan merasa ini lucu ketika mendengar perempuan yang bernama Selna itu sedang berapi-api kepadanya.

"Eh, lo ini kocak ya." Bisa-bisanya Trisya masih menanggapi dengan santai, dia malah berkacak pinggang. "Gue tanya dulu deh, lo ini siapa? Queen Elizabeth? Kalo bukan ngapain coba gue mesti tunduk coba sama lo."

Selna menggeram, Trisya berhasil menyulut emosinya menjadi-jadi. "Banyak bacot lo, miskin. Jangan belagu deh lo kata gue. "

"Miskin gini juga lo insecure sama gue, apalagi kaya kan." Trisya tetap tenang, lagipula memang betul Selna merasa kalah saing dengannya hanya karena Alsen mendekatinya.

"Najis." Selna meludah kelantai. "Dasar cewe murahan. Perebut cowo orang! "

" Kalo cowo yang lo maksud itu Alsen, sini gue bangunin dulu, tot. Lo keseringan tidur sih makanya, jadi nggak bisa bedain yang mimpi sama yang nyata." Trisya menyembur kelewat santai tetapi kalimatnya selalu menohok Selna sehingga gadis itu pun kehilangan kata-kata.

"Emang lo aja yang l*nte. Wanita penggoda, uler lo. Medusa gila!" Selna memekik kencang saking kesalnya dengan Trisya.

"Lo liat gue ngangkang dimana berani bilang gue l*nte. Gue tuntut bisa kena lo,"

"... eh, lupa. Gue tuntut pun gaada gunanya buat lo, kan lo tukang sogok. Penakut mental ciut kaya lo bisanya cuma berlindung diketek mami papi doang." Sambung perempuan itu enteng.

"Banyak omong lo—!!!" Selna menahan kepalan tangannya erat.

"Kalah saing mah bilang aja. Muka lo noh dempul kaya keset kaki rumah gue, permak dulu sana baru labrak gue lagi. Badan lo juga tinggiin dulu, malu tau gue lawan botol yakult." Urusan roasting, Trisya memang tidak mengecewakan. Selain suka menanggapi apapun dengan woles, perempuan itu juga tidak ada takut-takutnya.

"Lah, badan lo aja yang kaya tiang listrik." Balas Selna dengan murka tidak terima dengan ejekan Trisya. Lagipula memang benar tingginya yang 153 cm ini tidak terlalu pendek, Trisya saja yang ketinggian dengan 168 cm nya itu.

"Suntik putih aja bangga lo." Sambung Selna dengan geram.

Trisya menarik bibirnya asimetris, lalu terkekeh geli. "Lo ini kalo ngomong suka ngasal ya. Kenapa? Gue terlalu sempurna ya sampe lo nggak bisa ngatain fisik gue jelek."

Gadis itu puas saat melihat Selna hanya bisa tercekat memandangnya penuh amarah.

"Heboh sih lo jadi cewe. Gitu doang tantrum, gimana kalo gue beneran pacaran sama Alsen, langsung gangguan jiwa kali ya lo. "

Selna maju menarik rambut Trisya sekuat tenaga ketika menyadari perempuan itu tengah lengah.

Tidak bisa tinggal diam, Trisya balas menarik rambut Selna jauh lebih kuat sekaligus melampiaskan rasa geramnya yang baru keluar ke permukaan.

Mereka seperti orang yang kesetanan, bahkan osis pun tidak berani melerai keduanya seperti sebelumnya menahan Selna.

"Aarkhhh, lepasin!" Selna memekik kencang, tangannya menarik sekuat tenaga rambut Trisya.

Abyss of Love [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang