thirty four

67 8 1
                                    

Jangan lupa vote ya cinta, biar aku semangat update..

Selamat membaca

HELAAN nafas panjang terdengar akibat rasa bosan yang melanda. Pandangannya melirik keluar jendela. Cuaca pada hari minggu ini cukup sejuk, Trisya rasanya ingin sekali berjalan-jalan keluar.

Mau mengajak Mona, tapi gadis itu ada janji dengan Stefan. Sejak kemarin malam gadis itu tahu semuanya lewat membaca semua pesannya dengan Stefan, Trisya pikir Mona akan marah.

Tapi ternyata gadis itu malah meloncat-loncat dengan gembira. Mona senang sekali kalau ternyata perasaannya bukan perasaan sepihak.

Trisya juga sudah menghubungi Stefan bahwa Mona sudah tahu semuanya. Oleh karena itu, Stefan dan Mona berjanjian untuk bertemu hari ini untuk memberikan Mona penjelasan mungkin juga sekaligus untuk meresmikan status mereka.

Ah, Trisya iri sekali.

Gadis itu kemudian mengambil ponselnya. Rencananya ingin mengirimi pesan kepada Alsen untuk mengajaknya keluar. Mereka memang sering keluar berdua, oleh karena itu nama Alsen muncul dibenaknya selain Mona sebagai partnernya keluar rumah.

Tapi Trisya mengurungkan niatnya ketika melihat status terakhir dilihat Alsen yang menunjukkan waktu aktifnya sekitar 20 jam yang lalu. Alsen tidak akan membalas pesannya dalam waktu dekat apabila ia tetap nekat menghubungi laki-laki itu.

Sepertinya Alsen masih sakit seperti yang Lionel katakan kemarin, pikir Trisya.

Selanjutnya, gadis itu malah menghubungi Lionel tanpa pikir panjang. Padahal Trisya sudah menduga laki-laki itu pasti akan menolaknya tanpa basa-basi. Entahlah, sepertinya Trisya sudah tahan banting dengan segala cemoohan laki-laki itu sehingga dengan berani mendial nomornya.

"Apa?" Suara baritone itu terdengar dari seberang telefon.

"Lo bosen ngga?"

"Ngga. Gue lagi menikmati waktu istirahat gue yang damai. Kenapa?" 

"Oh... Ayo keluar!"

Terdengar decakan dari telepon, Trisya bisa membayangkan wajah kesal laki-laki itu dirumah. Hihi.

"Lo ini memang ngga bisa ngerti ya? Gue lagi istirahat. Istirahat. I es titi er ara ha aha te. Jangan mancing emosi deh." 

Trisya tertawa pelan. "Lucu banget, lo lagi belajar ngeja ya?"

"Shit. Trisya Celine Smith...!!" Geram laki-laki itu.

"Yaudah ayo makanya."

"Maksa banget sih. Lo naksir gue ya?" 

"Kalo gue bilang iya lo mau ikut ngga? Yaudah iya. Gue tunggu dirumah ya, ba bye!"

Tut.

Trisya terkikik geli membayangkan Lionel yang mencak-mencak kesal dirumah.

***

Seorang gadis dengan rambut tergerai lurus dengan bagian bawah curly itu memakan ice creamnya dengan gestur imut, menggoyangkan kepalanya pelan tanpa sadar, sebuah kebiasan yang menandakan gadis itu menyukai makanan yang ia coba.

Abyss of Love [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang