seventeen

189 14 1
                                    

vote sebelum lanjut baca ya💓
Selamat membaca

MALAM sunyi diisi suara keriuk kunyahan snack serta suara televisi yang menyala, Trisya dengan mata sembabnya terus mengunyah cemilan dengan pandangan mata kosong dan pikiran yang hampa.

Dia baru lumayan tenang barusan setelah hampir menangis setengah hari. Timothy bahkan sampai kewalahan dibuatnya.

Sampai saat ini pun Trisya masih kepikiran Millie. Masih sama sedihnya, hanya saja dia sudah sampai dititik air matanya tak dapat lagi keluar.

Ponselnya terus berbunyi dari tadi siang dia abaikan karena suasana hatinya buruk. Tapi kali ini ia langsung mengecek ponselnya ketika suara notifikasi Whatsapp berdenting nyaring memenuhi gendang telinganya.

Alsen

p tritty
*send a picture*
itu kucing lo bukan?

Trisya melebarkan bolamatanya tatkala melihat pap Alsen bersama Millie berada didepan rumahnya.

Alsen

LOHH???

KOK MILLIE DI LOO??


iya kemaren gue kerumah lo tapi orangnya gaada
terus ada kucing meong meong dusel ke gue
pas mau pulang dia tiba tiba ikut naik ke mobil
udah gue turunin tp dia naik lagi sambil meong meong mulu
gue gatega jd yaudah gue bawa sekalian
cuma mau ngasih makan dirumah kebetulan bunda punya kucing juga
btw jadi itu beneran kucing lo ya?

iyaa tau ih gue nyariin

bisa tolong anterin ke lokasi yang gue share ngga?

*share location*

hm bisa sih
tapi besok kan udah malem minggu, inget ngga gue pernah ngajak keluar waktu diruang musik

iya gue setuju

kita keluar besok malem

bisa diganti malem ini aja ngga?

apapun hari ini bisaa asal millie gue balik

hahaha baiklah cantik
gue otw sekarang

Demi apapun malam ini Trisya tidak pernah selega sekarang. Seketika dia langsung bersyukur kepada Tuhan karena mau menurunkan seseorang yang baik menjaga Millie sementara. Jika tidak ada Alsen, Millie pasti sudah kelaparan.

Dalam waktu kurang satu jam, sayup-sayup terdengar suara mesin mobil masuk kedalam pekarangan rumah. Trisya langsung buru-buru keluar begitu tau Alsen sudah sampai.

Gadis itu menunggu untuk menyambut Millie yang bersama Alsen dengan tidak sabar. Begitu Millie berlarian kearahnya, Trisya langsung mengangkat kucing berbulu tebal itu dan memeluknya hangat. Tak bisa berhenti menciumi Millie saking rindunya.

"Millie kemana aja, Celine kangen tau..." Lirihnya khawatir dengan nada lembut, menarik bibirnya kebawah merasa sedih kala bertemu dengan kesayangannya.

Perempuan itu beralih menatap Alsen penuh rasa haru. "Makasih banyak, Sen. Gue bener-bener berterimakasih sama lo."

"Iya. Lo kelihatan sayang sama kucing lo."

Abyss of Love [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang