twenty seven

107 9 0
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA
SELAMAT MEMBACA

MATEMATIKA adalah mata pelajaran yang menurut Trisya sudah selayaknya dibenci oleh seluruh umat manusia.

Orang-orang yang menyukai mapel satu ini sungguh tidak bisa dimaklumi lagi. Seperti bukan bagian dari manusia pada umumnya.

Justru dia bingung dengan orang-orang yang menyukai mapel satu ini. Mereka seperti bukan bagian dari manusia pada umumnya.

Gadis itu hanya mengangguk-angguk ketika mendengar nasihat sekaligus ceramah dari walikelasnya mengenai nilai mata pelajarannya yang satu itu.

Sang walikelas membuka kacamatanya, memijit keningnya yang mulai terasa pening. Dia memandang Trisya dengan serius.

"Guru matematika mu mengabari saya, sepuluh soal essay dari ulangan harian pagi tadi, kamu hanya menjawab dua. Tidak kah kamu pikir kamu sudah keterlaluan?"

Urusan salah benar itu belakangan, namun Trisya hanya menjawab dua soal dari sepuluh, itu pun jawabannya masih salah. Tidak hanya itu, Trisya juga pernah hanya mengumpulkan selembar kertas kosong tanpa coretan. Coba katakan, guru mana yang tidak murka?

"Saya tidak akan bilang begini jika nilai kamu yang lainnya bagus. Tapi nilai kamu bermasalah hampir di semua mata pelajaran. Kamu ini terlalu santai, kamu terlalu menganggap ini sepele. Apa kamu berpikir guru-guru bisa menolong kelulusanmu kalau nilai kamu saja kecil begitu?"

"Kamu itu sudah kelas dua belas loh, sudah mau tamat sekolah. Resikonya sudah bukan tinggal kelas, tapi tidak lulus. Kamu mau tidak lulus dan mengulang kelas dua belas lagi sementara teman-temanmu sudah kuliah?"

Awalnya Trisya memang tidak begitu peduli dengan omelan wanita paruh baya itu, tapi semakin lama ucapan wanita itu semakin menakutinya.

Tidak lulus? Itu sama sekali tidak pernah terlintas dikepalanya.

"Berubah lah, nak. Akhir semester sebentar lagi, saya mau disemester mendatang, nilai kamu sudah menunjukkan perubahan. Kalau masih mempertahankan nilai kamu yang sekarang, ibu bener-bener ngga tahu lagi harus bantu nilai kamu pakai apa. Mulai lah belajar dari sekarang, kalau bisa segera daftar bimbel atau les privat. Jangan anggap remeh soal nilai kalau ingin lulus tahun depan. Lulus itu tergantung dari bagaimana usaha kamu, bukan dari sekolah, walikelas, atau guru-guru. Jadi, kerja keras lah dan buktikan kalau kamu bisa menghasilkan yang terbaik. "

***

"Arghh!! Kok bisa susah banget sih! " Trisya hampir frustasi mengerjakan soal yang dibuat oleh Yuna. Trisya bahkan bersusah payah membujuk gadis itu agar mau membantunya.

Sejelas dan serinci apapun Yuna menjelaskan, Trisya tetap tidak paham. Dan itu juga membuat Yuna frustasi.

"Udah, gue nggak mau lagi. Capek gue! Soal ledekin orang aja lo 5G, giliran nangkep pelajaran lemot banget. Lo bimble pun gue masih curiga orangnya gak mampu bikin lo ngerti."

"Lo jahat banget sih, Na. Support dong support! Lagian MTK doang yang koneknya lama, jadi lo masih bisa ajarin gue mapel lain hehe"

"Lo tau kan gue nggak sabaran. Kalo aja lo masih hah heh hah hoh kaya gini pas gue ajarin, gue beneran ga bakal mau lagi bantu lo belajar." Yuna mengecamnya membuat Trisya merosotkan bahunya lesu.

Abyss of Love [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang