two

590 20 1
                                        

Jangan lupa vote manteman<3

Selamat membaca

Trisya segera kembali ke-kelas setelah Stefan menyuarakan permohonannya untuk mencomblangkan dirinya dengan Mona.

Trisya bilang kepada lelaki itu, dia tidak bisa membantu banyak karena Mona bukan orang yang mudah dipengaruhi. Gadis itu tipikal perempuan menyukai laki-laki yang menurutnya cocok dalam penilaiannya sendiri.

Lagipula Trisya juga perlu menilai apakah Stefan sudah cukup baik untuk sahabatnya. Kalaupun iya, Stefan lah yang justru Trisya khawatirkan. Mona tidak cukup baik untuknya, perempuan itu terlalu tersesat dijalan setan.

Seburuk-buruknya Trisya, Mona lebih. Maka dari itu, Trisya mencap dirinya adalah orang baik-baik sebelum Mona mempengaruhinya dirinya yang suci untuk berbelok ke jalan setan.

Tapi boleh dicoba barangkali Stefan dapat menuntun Mona menjadi jauh lebih baik. Namun apabila Stefan sama buruknya, mana mungkin Trisya bisa membiarkan mereka semakin terperosok bersama dalam kesesatan.

Akibat terlalu fokus dengan isi kepalanya, perempuan itu sampai tidak sadar menabrak dada seseorang hingga dirinya terjatuh. Benar-benar terjatuh dengan posisi terduduk mengenaskan dilantai.

Kesal, tentu saja.

Cacian dan umpatan yang ingin ia semprotkan mendadak hanya tertahan diujung lidah tatkala melihat seorang laki-laki tinggi yang menatapnya dengan kening berkerut. Selain karena ketampanannya yang membuat Trisya terbungkam dan memberikan reaksi lebay, sosok laki-laki itu juga membuatnya syok berat.

Siapa yang menyangka dia akan bertemu dengan seorang aktor muda berbakat sekaligus terkenal yang sudah merintis karir sejak dia masih balita dimana umur segitu Trisya masih belajar merangkak.

Khenan Lionel Miller.

Trisya yakin, dia tidak salah lihat. Nametag di seragam laki-laki itu juga menunjukan sebaris nama yang sama seperti dipikirannya.

Trisya bingung harus bereaksi seperti apa. Rasanya ingin jingkrak-jingkrak dan melompat setinggi mungkin untuk menggambarkan betapa bahagianya dia, ah atau kah perlu meminta foto dan tanda tangan?

Jujur saja, dia bukan penggemar seorang Lionel Miller. Setelah ini sepertinya dia memutuskan untuk menjadi penggemar berat Lionel Miller. Sungguh, Lionel jauh lebih tampan bertemu secara langsung ketimbang yang dilihat dari layar lebar maupun sosial media.

Wajahnya bersinar seakan menunjukkan bahwa dia adalah bintang. Alis tebal dengan kulit cerah serta bibir merah muda menjadikan wajahnya terlihat lebih menawan.

Bayangan seorang pangeran langsung terlintas dibenak Trisya kala melihat Lionel. Dia adalah malaikat. Trisya menolak tegas bahwa Lionel adalah manusia.

Hei, tidak ada manusia yang fisiknya sesempurna ini. Perdana baginya melihat manusia paling tampan dari ribuan laki-laki tampan yang pernah ia lihat. Memang lebay namun baru kali ini Trisya mengalaminya.

Gadis itu tersadar dari syoknya ketika Lionel dengan santai melewatinya begitu saja. Rasanya seperti ketika sudah mencapai titik menganggumi paling tinggi, namun dikecewakan begitu saja.

Trisya tidak menyukai bagaimana cara laki-laki itu yang tidak meliriknya sama sekali dalam artian tidak menghiraukannya dan malah pergi begitu saja.

Apa Lionel buta melihat bidadari secantik dirinya yang baru saja terjatuh dihadapan lelaki itu? Baik, lupakan soal kenarsisannya. Kalau tidak punya niat membantu, setidaknya kata 'maaf' adalah manner yang paling basic bagi semua orang, apalagi seorang public figure harus memiliki manner yang baik.

Abyss of Love [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang