🦋HAPPY READING🦋
•••
Dua bungkus rokok telah Arka habiskan. Pertanyaan bertubi-tubi dari teman-temannya juga ia abaikan.
"Kenapa lagi sama cewek lo?"
Pertanyaan itu yang berhasil membuat Arka menoleh. Ia menatap Gatra dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Jangan kaya anak kecil. Kalo ada apa-apa, tanyain ke orang yang bersangkutan langsung. Bohong enggaknya itu bisa lebih lo lihat dari matanya daripada lo denger dari orang lain." kata Gatra selanjutnya seolah mengerti keadaan Arka saat ini.
Tanpa pikir panjang, Arka pergi meninggalkan kelima temannya. Ia berjalan cepat ke UKS. Sampai di sana, ternyata sudah ada lima teman Ara yang menemaninya, gadis itu juga sudah sadar.
Seolah mengerti, kelima teman Ara pergi meninggalkan UKS untuk memberi ruang bagi mereka berdua.
"Kalo masih sakit, kenapa maksa berangkat." Arka duduk di kursi samping dekat Ara.
"Ara udah baik kok Kak, tapi gatau kenapa kepala Ara tiba-tiba rasanya sakit banget"
"Ada yang kamu sembunyiin?"
Ara mengernyit bingung. "Maksud Kakak?"
"Dari sakit kepala yang sering kamu alami ini"
Ara menggeleng pelan. "Gaada"
"Jangan bohong Ra."
"Ara gak bohong Kak"
Arka membuang napasnya kasar. "Sekali lagi aku nanya Ra, ada yang kamu sembunyiin dari penyakit kamu ini?"
"Gak ada Kak, Kak Arka kenapa sih?"
"Ra, kamu—"
"Tunggu. Maksud Kak Arka, penyakit.. amnesia?"
Arka menatap Ara yang terlihat menahan air matanya. "Ra—" Ara menahan Arka yang hendak memeluknya. "Maaf kalo Ara gak bilang ini sebelumnya sama Kak Arka. Tapi kalo Kak Arka mau jauhin Ara, mau putusin Ara sekarang juga gapapa. Ara emang salah"
"Kamu kok ngomongnya gitu sih Ra?"
"Terus kenapa Kak Arka– hiks.."
Arka seketika mendekap Ara erat. "Shhtt, jangan nangis Ra. It's okay, aku gabakal jauhin kamu. Aku juga gak akan putusin kamu kerena masalah kaya gini. Aku cuma mau kejujuran kamu, itu aja."
Arka menyeka air mata yang jatuh ke pipi Ara. "Mau cerita?"
Ara menarik napasnya pelan sebelum mengangguk. "Kalo gak sanggup gak usah gapapa Ra,"
Ara melepas pelukannya, cewek itu mencoba bangun dari tempatnya untuk duduk. Beberapa detik terdiam, Ara kini menatap Arka yang juga tengah menatapnya.
"Ara gak tau kenapa Ara bisa amnesia gini. Mama sama papa juga gak cerita banyak soal kejadian yang bikin Ara amnesia, yang jelas mereka bilang kepala Ara kebentur batu sampai akhirnya Ara amnesia."
"Sempat koma juga sampai beberapa bulan. Dan waktu bangun, Ara ngerasa ada yang beda waktu ngejalani kehidupan saat ini. Ara merasa, Ara ini bukan Ara yang dulu."
Arka mengangguk paham. "Udah gausah dilanjutin. Kebetulan aku punya kenalan yang bisa bantuin kamu buat inget semuanya, mau?"
"Boleh"
Arka tersenyum sembari menggenggam erat tangan Ara. "Nanti pulang sekolah kita langsung ke sana."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Novela Juvenil[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...