14 : PERTEMUAN

713 26 1
                                    

MOHON JIKA TERDAPAT KATA YANG KURANG TEPAT BISA DIBANTU PERBAIKI

HAPPY READING

•••

Arka baru tersadar. Ternyata uang bukanlah segalanya. Kepergian adiknya menjadi bukti bahwa seberapa banyak uang yang telah mereka keluarkan untuk pengobatannya berujung sia-sia.

Panggilan yang sedari tadi hanya berdering kini akhirnya muncul sebuah suara.

"Hi darling, how are u?"

"Mom.. i lost."

"Hey, apa maksud kamu?"

"Megan is gone."

Terjadi hening selama beberapa detik setelahnya. "Kami akan datang ke indonesia."

Panggilan kemudian terputus.

"BRENGSEK!!"

Arka yang semula berada di luar ruangan kini berjalan masuk menghampiri adiknya yang sudah tak bernyawa di atas brankar. Matanya memerah menahan emosi yang siap meledak kapan saja.

"Istirahat yang tenang Gan, gue bakal buka lagi kasus yang udah buat lo ninggalin kita semua selamanya."

Pemakaman Megan dilakukan setelah kedua orang tuanya tiba di Jakarta. Acara pemakaman hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dekat keluarga mereka dan juga teman teman Arka.

Terkecuali Ara, gadis itu sejak kemarin tak ada kabar sama sekali. Bahkan nomornya tidak bisa dihungbungi.

Disaat-saat seperti ini, Arka sangat membutuhkan kehadiran Ara untuk menemaninya dan mengontrol emosinya. "Kamu kemana Ra? Aku butuh kamu" gumamnya sambil terus menghubungi nomor Ara.

Gatra belum pernah melihat Arka semengenaskan saat ini. Cowok itu terlihat sangat berantakan sekali. Ia kemudian menepuk pundak Arka. "Ga usah terlalu lo pikirin Ka, mungkin dia emang lagi gabisa diganggu."

"Tapi–"

"Udah, kita balik aja dulu tenangin pikiran lo, pasti nanti dia bakal hubungin lo balik kok."

Arka menghela napasnya berat. Cowok itu mengikuti saran Gatra kemudian pulang bersama mobil pribadi keluarganya diikuti mobil teman-temannya di belakang.

Sementara di tempat lain, seorang gadis tengah menangis tersedu di samping tubuh seseorang yang tertutup kain putih di seluruh tubuhnya. Ia tak berhenti menangis setelah mendapat telpon semalam dari seseorang bahwa ayahnya telah meninggal di tempat karena korban tabrak lari.

Gadis itu adalah Ara, luka dari kenyataan yang baru saja ia terima belum juga mengering. Kini ia kembali mendapat luka yang benar-benar mengiris hatinya.

Pemakaman akan segera dilakukan, Ara menahan sesak di dadanya. Padahal baru kemarin ia tertawa bersama ayahnya, kini ayahnya telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Usai pemakaman dilakukan, Ara menjadi lebih pendiam. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar. Bahkan ponselnya belum tersentuh olehnya setelah mendapat telepon semalam.

Tentang Arka, Ara belum bisa berkomunikasi dengannya. Bukan bermaksud untuk menghindarinya atau tak memberitahu kabar duka ini, hanya saja Ara belum siap untuk memberitahu semua tentang dirinya yang sebenarnya pada Arka.

Berbeda dengan keadaan Arka. Cowok itu kini tengah sibuk mengusik kedua orang tuanya.

"Why Mom?"

"Arka, plis.. say no more."

"Arka gaakan berhenti."

Claudia menghela napasnya, lelah menghadapi anaknya yang sangat keras kepala. "Okay. Mommy bakal jelasin. Sebenernya, bukan tanpa alasan Mommy sama Daddy nutup kasus adik kamu gitu aja. Tapi, karna orang yang buat Megan koma udah dapet balasan yang setimpal. Jadi, buat apa Mommy perpanjang masalah ini?"

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang