| HAPPY READING |
🌪️
Pukul 02.00 dini hari, Arka baru sampai di rumahnya. Seperti malam sebelumnya, ia pergi mendatangi rumah Ara untuk menemuinya.
Terhitung sudah ketiga kalinya ini, Arka masih belum bertemu dengan Ara. Arka yakin bahwa Ara memang sengaja menghindarinya. Terbukti dengan bunga yang selalu ia bawa berpindah tempat.
Ting!
Notifikasi dari ponselnya menyadarkan lamunannya. Arka segera mengeceknya, matanya melebar seketika. Website untuk melacak keberadaan Ara baru saja meng-update sesuatu.
Peron skycafe, lokasi itu muncul sebagai titik terakhir Ara berada di sana. Dalam arti, Ara sering mengunjungi tempat itu.
Sepercik harapan menjadi cahaya bagi Arka untuk bisa bertemu dengan Ara. Setelah pencariannya selama tiga hari yang sia-sia dan juga Hadi yang tak bisa membantunya. Hal itu tentu saja membuat harapan Arka menghilang.
Tak bisa menutupi kegirangannya ia segera menelpon Gatra. Beberapa detik belum juga ada sahutan dari sebrang sana membuat Arka sedikit menekuk wajahnya.
"Halo." terdengar suara berat khas bangun tidur dari telponnya.
"Halo. Gat, lo sibuk ga sekarang?" tanyanya to the point.
Gatra berdehem di sebrang sana. "Kenapa emang?"
"Temenin gue"
"Ke mana?"
"Gue jemput sekarang."
"Iya. Ke mana dulu."
"Peron skycafe"
"WHAT THE FUCK!! Lo gila? Apa ngigo? Besok ajalah anjing, ga liat jam lo?" Terlihat Gatra memakinya kesal.
Arka melihat jam di ponselnya, ia lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bego sekali, pikirnya. Tak mau panjang lebar, ia segera mematikan telponnya sepihak.
"Kenapa gue jadi tolol begini sih." Bahkan ini masih pukul 03.00 dini hari. Arka kelewat bahagia hingga membuatnya terlalu bersemangat.
Menyimpan ponselnya di atas nakas, kemudian mematikan lampu kamarnya dan segera beranjak tidur. Ia sudah sangat tidak sabar menunggu esok.
***
Pulang bekerja dari kedai kue, Ara kembali ke rumahnya terlebih dahulu untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Tangannya bergerak mengambil ponselnya dan membuka galeri. Mungkin hanya beberapa foto di galerinya yang menyimpan kenangannya bersama Arka, namun itu sangat berarti baginya.
Disaat rasa rindu yang mendalam pada Arka tak dapat tersampaikan, Ara bisa melihat foto-foto mereka di galerinya untuk mengobati rasa rindunya. Tanpa sadar air matanya menetes.
"Apa aku masih pantas buat kamu Kak.." gumamnya sembari mengusap foto mereka di pantai waktu itu.
Air matanya semakin deras kala melihat video yang tak sengaja di rekamnya saat bermain basket bersama Arka waktu itu. Dadanya terasa sangat nyeri semakin ia melihat lebih jauh lagi.
Tak mau terlalu lama berlarut dalam kesedihan, Ara menyudahi melihat foto-foto tersebut. Mengatur napasnya guna merilekskan tubuhnya, kini Ara beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap mandi.
Beberapa menit berlalu kini Ara sudah fresh kembali. Selanjutnya ia akan pergi berangkat kerja di cafe biasanya dengan ojol yang sudah dipesannya.
Sebelum itu Ara melihat ke kaca sebentar untuk melihat tampilan dirinya. Dirasa sudah pas, kini Ara siap berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen Fiction[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...