"Jangan salahkan hatiku, salahkan dirimu yang terlalu cantik hingga membuatku tak mampu berkutik."
-Triple A
••••
Monumen Nasional atau Monas kini dipadati oleh ribuan bahkan puluhan orang untuk menyaksikan lomba lari antar sekolah yang di selenggarakan besar-besaran dengan silang Monas barat daya sebagai titik startnya.
Selain itu, setiap sekolah juga wajib menyertakan suporter sebagai penyemangat dari perwakilan sekolah mereka. Dengan adanya para suporter, acara akan terlihat semakin meriah. Di tambah lagi dengan adanya hadiah untuk suporter terbaik.
ARKA! ARKA! ARKA!
ARKA LO PASTI MENANG!
ARKA! SEMANGAT!!
Kebanyakan para suporter meneriaki nama Arka untuk menyemangatinya, bahkan suporter dari sekolah lain pun juga malah ikut menyemangati Arka yang notabenya adalah lawan dari sekolah mereka sendiri.
Tak heran, Arka adalah cowok populer di kalangan anak muda yang banyak di gemari para kaum hawa karena tubuh atletisnya dan juga ketampanannya.
Bukan hanya itu saja, Arka merupakan putra dari seorang miliarder yang membuatnya bebas berfoya-foya menggunakan uang yang selalu papinya kirim setiap bulannya.
Kedua orangtuanya tidak tinggal bersamanya, melainkan mereka tinggal di luar negeri untuk mengurusi bisnis yang berada di sana. Arka hanya tinggal di Indonesia bersama adiknya, hal itu menjadikan dirinya bebas pergi kemana pun sesuka hatinya karena tak ada pantauan dari kedua orangtuanya.
"Perhatian! Bagi semua peserta yang mengikuti lomba harap bersiap-siap di tempat start!" Teriak wasit menggunakan pengeras suara di tangan kirinya.
Berbagai peserta lomba dari masing-masing sekolah kini berjajar rapi di garis start menunggu aba-aba dari wasit.
Riuh suara dari para suporter meneriaki para jagoannya menambah kesan meriah dalam acara lomba pagi yang cerah ini.
"Bersedia!" Aba-aba dari sang wasit dari samping kanan.
"Siap?!" Semua peserta kompak mengangkat lututnya mengikuti aba-aba.
Arka menoleh pada lawannya yang berada di sampingnya. "Mau taruhan?"
Lawannya yang ternyata seorang gadis itupun menolehkan kepalanya. "Kakak ngomong sama aku?"
Arka berdecak pelan. "Siapa lagi"
"Enggak Kak, maaf" tolaknya halus.
"Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue."
Gadis itu menatap Arka terkejut sekaligus bingung. "Aku nggak mau Kak"
"Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen Fiction[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...