3 : PERASAAN ARA

2.2K 135 13
                                    

HAPPY READING
——————————

«»

"Cium gue dulu kalo mau pergi."

Ara tersentak. Wajahnya menampakkan raut terkejut yang menurut Arka sangat menggemaskan di matanya.

"Gue cuma bercanda, lo boleh pergi" Ara menghela napas lega. "Makasih Kak."

Ara berdiri dengan kaku namun terkesan buru-buru. Cewek itu sudah sangat tidak nyaman dengan keadaan yang membuatnya canggung sedari tadi karena berhadapan dengan cowok asing yang apesnya adalah pacarnya sendiri.

Tidak munafik, Ara mengakui bahwa Arka memang sangatlah tampan. But, Ara tidak bisa menerima Arka sebagai pacarnya begitu saja mengingat bagaimana Arka memaksanya untuk menjadi pacarnya di awal pertemuan mereka tanpa menunggu persetujuan darinya.

Belum lagi alasan Arka yang menjadikannya pacar hanya karena dirinya cantik. Hal itu sudah membuktikan bahwa Arka memandang fisiknya, bukan tulus suka padanya. Dengan begitu Ara menjadi yakin untuk tidak jatuh ke dalam pesonanya.

Belum jauh Ara melangkah, langkahnya mendadak terhenti. Ara baru menyadari bahwa bel masuk telah berbunyi, artinya sekarang ia tengah membolos.

Ara merutuki kebodohan dirinya. Bisa-bisanya ia menurut di ajak makan berdua di belakang sekolah dengan alasan cowok itu tidak suka keramaian.

Dan pasti tadi Arka juga sengaja mengulur waktu mereka saat makan karena ingin membuatnya bolos. Benar-benar The King of kelicikan.

Ara terus saja merutuki dirinya. Baru menjadi murid baru saja, ia sudah berurusan dengan kakak kelas. Lalu menggemparkan sekolah dan menjadi pusat perhatian karena menjadi pacar Most wanted SMA GARUDA. Belum lagi saat ini dirinya yang dengan beraninya membolos. Ara tak habis pikir dengan dirinya.

Ara tersentak ketika sebuah tangan merangkulnya. "Gue anter."

"Ta–tapi Kak, nanti kita kena marah"

"Nggak ada yang berani marahin kita."

"Kak—"

"Mau masuk kelas nggak?" Ara dengan cepat mengangguk.

Dengan satu tangan yang merangkul bahu Ara, Arka tetap berjalan santai dengan satu tangan lainnya masuk ke dalam saku celananya melewati koridor yang sudah sepi. Meskipun sepi begini, Ara merasa ada yang mengawasi mereka.

Ara meraih tangan Arka yang merangkulnya dan melepasnya. "Gak enak Kak, kita masih di lingkungan sekolah."

"Terus masalahnya?"

"Takut ada guru yang liat"

"Kalo liat emang kenapa?"

"Ya, nanti kita di hukum. Mungkin .." Arka terkekeh pelan.

"Besok gue tambahin peraturan di sekolah ini" Ara mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Guru dilarang memberi hukuman pada siswa yang ingin bermesraan dengan pacarnya."

Ara tertawa pelan mendengarnya. "Apa sih Kakak, bisa aja"

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang