28 : PETUNJUK

359 20 4
                                    

Hai teman temann!
Gimana kabarnyaa, semoga kalian suka sama part ini yaa🤍

SELAMAT MEMBACA
••••

Sinar Matahari yang masuk melewati celah lubang jendela Ara mampu mengusik ketenangannya yang masih terlelap.

Ara segera duduk untuk mengumpulkan kesadarannya. Selang beberapa menit, ingatan mimpi semalam kembali dalam ingatannya. Hal itu membuat Ara kembali bersedih.

Tak dapat dipungkiri, meski Ara sudah berjanji pada dirinya untuk melupakan Arka, kenyataannya ia masih belum ikhlas dan masih sangat merindukannya. Bahkan rindunya semakin tak bisa di bendung.

Mau bagaimana pun, Ara tidak memiliki siapa pun di sini selain cowok itu. Tapi Ara harus sadar bahwa mereka tak akan bisa bersama.

Menyudahi lamunannya yang tak akan ada habisnya, Ara bergegas mandi untuk menyejukkan pikirannya. Lagipula tubuhnya juga sudah mendingan.

Selesai mandi, Ara bersiap mengunjungi makam papanya karena sangat merindukannya. Bagaimana ia tak rindu, terakhir Ara ke sana adalah saat pemakamannya saat itu. Dan sampai saat ini Ara belum mengunjunginya lagi. Maka dari itu, Ara berniat mengunjunginya hari ini.

Mengingat hal itu membuat Ara kembali bersedih. Sebelum air matanya kembali tumpah, Ara buru-buru berangkat. Ia tak ingin kepergiannya gagal kesekian kali karena tak siap dengan batinnya yang belum ikhlas.

Tak sampai 30 menit, Ara sampai di tempat dengan ojol pesanannya. Baru selangkah kakinya menginjak area pemakaman, tubuh Ara sudah bergetar. Ia pikir, setelah melewati lika-liku kehidupannya selama ini ia akan cukup kuat. Ternyata semua itu mustahil.

Meski begitu, Ara terus melangkah maju sampai di samping makam papanya. Ia kemudian berjongkok dan mengelus nisan papanya sambil menangis sesenggukan.

"Kenapa Papa ninggalin Ara secepat ini?"

"Ara gak kuat Pa, Ara sendiri di sini ..."

"Ara mau nyusul Papa aja,,"

Ara terus berbicara panjang lebar menceritakan semuanya kehidupan yang ia alami sembari menangis hebat hingga tubuhnya lemas.

***

Tekad Arka sudah bulat. Bermodalkan kaos LV yang kusut dipadukan dengan celana jeans hitam, Arka mengendarai motor lamanya ke pemakaman adiknya.

Semalam ia bermimpi bertemu Megan, adiknya. Di dapam mimpi itu adiknya berkata sangat merindukannya. Hal itu membuat Arka tak pikir panjang untuk tancap gas ke sana.

Setelah suara laju motor terdengar, Hadi segera ke luar. Ia berlari kecil menghampiri pos satpam untuk menanyakan ke mana Arka akan pergi.

"Mau ke mana Bos pergi pagi-pagi begini?"

"Maaf, saya kurang tau Pak. Beliau juga tidak bilang sesuatu"

Hadi mengangguk. Ia berharap semoga Arka baik-baik saja dan kembali dengan keadaan selamat.

Kembali dengan Arka yang melaju dengan kecepatan tinggi menggunakan motornya, kini Arka sampai di daerah pemakaman. Sebelum sampai pada lokasinya, Arka mampir sebentar untuk membeli bunga tabur yang memang terjual di beberapa penjual tepi jalan.

Begitu selesai, Arka segera mencari area parkir untuk motornya. Ia berjalan ke area makam dengan jalan kaki.

Sampai di pemakaman Megan, Arka segera mendoakan dan sedikit bercerita. Tapi kenyataannya tak begitu, karena yang Arka kira sedikit itu bila ditulis bisa menjadi sebuah buku.

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang