6 : TRUE LOVE

2.1K 137 28
                                    

HAPPY READING

«»

"Brengsek! Lo bertiga kenapa gak bilang sih kalo ada Arka!" maki Nana pada tiga temannya.

"Gue juga gak tau Na, tiba-tiba aja dia dateng" bela Kinan.

Nana membuang napasnya kasar. "Sementara ini kita jauhin dulu anak baru itu. Kita cari aman, kalo masih mau sekolah di sini."

Dea mengangguk setuju. "Bener. Gue sampe gak habis pikir sama Arka yang bisa segitu marahnya sama anak baru itu. Sebenarnya siapa sih dia, gue jadi penasaran."

"Itu gak penting. Yang harus kita pikirin sekarang adalah gimana caranya kita bisa nyingkirin anak baru itu" balas Nana.

"Yang pasti gak di sekolah." timpal Lita.

Nana menoleh. "Maksud lo?"

"Kita bisa lakuin ini di luar sekolah misalnya. Arka gak mungkin bisa nolong dia kalo kita lakuin ini di luar sekolah." Jelas Lita.

Nana tersenyum miring. "Gue setuju. Kita harus susun rencana lagi buat nyingkirin cewek itu."

••••

Apapun yang Arka inginkan selalu ia dapat dengan uangnya. Namun tidak dengan Ara. Cowok itu harus turun tangan sendiri jika menyangkut gadis itu.

Seperti saat ini, demi mengobati rindunya yang menggebu. Arka memaksa Ara untuk bertemu dengannya malam ini. Cowok itu tersenyum hangat ketika Ara telah masuk ke dalam mobilnya.

"Kita mau ke mana Kak?" Ara bertanya setelah memasang seatbeltnya.

"Ke mana enaknya?" tanya balik Arka seraya menjalankan mobilnya.

"Gak tau. Terserah Kak Arka aja"

Arka menoleh pada Ara. "Siniin tangan lo."

Ara mengernyit bingung, cewek itu mengulurkan tangannya. Arka meraihnya kemudian meletakkan di atas paha polosnya karena cowok itu memakai celana pendek.

Ara tersentak. Cewek itu hendak menarik tangannya namun Arka buru-buru menahannya dan menguncinya dengan tangannya. "Biarin gini. Gue takut lo diambil orang."

Ara menatap Arka tak percaya. "Kak Arka, ini kan di dalam mobil, siapa yang bakalan ambil Ara dari dalam sini?"

"Perlu lo ketahui Ra. Gue ini anak miliarder, banyak orang yang mengincar apa yang menjadi milik gue. Termasuk lo. Bukan cuma manusia aja, setan pun pasti juga ada niatan buat ngambil lo dari gue."

"Maka dari itu, gue gak akan biarin setan manapun nyentuh lo. Karena gak mungkin di dalam sini cuma ada kita berdua, pasti ada setan-setan lainnya."

Mendadak bulu kuduk Ara meremang. Cewek itu menggeser tubuhnya mendekat pada Arka. "Kakak jangan nakut-nakutin."

Melihat Ara mendekat padanya, senyum jahil terukir di wajah Arka. "Siapa juga yang nakut-nakutin. Emang lo gak bisa lihat kepala buntung di sebelah lo?"

Ara melotot kaget. Cewek itu langsung bergerak memeluk Arka erat membuat mobil sedikit oleng karenanya. Beruntung mereka telah sampai di taman yang terlihat sepi, Arka langsung menginjak remnya.

Arka menahan senyumnya. "Sini." Arka menepuk pahanya.

Meski ragu, Ara tetap nekat duduk di pangkuan Arka. Napas Ara memburu pertanda cewek itu memang takut. "K–kak Arka bisa liat gituan?" Arka mengangguk. "Ra .."

"A–ada apa Kak?"

"Sekarang gak cuma kepala buntung, ada genderuwo juga yang lagi natap kita."

Refleks Ara memeluk Arka erat dengan mengalungkan tangannya di leher Arka. "Ara takut Kak! Cepet usir genderuwonya!! Hiks .. "

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang