HI GUYS, AKU MINTA MAAF SELAMA BERBULAN BULAN INI JARANG UPDATE🥹 TAPI JANGAN KHAWATIR AKU BAKAL TETEP TAMATIN CERITA INI🫶🏻
HAPPY READING
>>><<<
Sudah berbulan-bulan Ara terapi di tempat Fandy yang tentunya selalu ditemani oleh Arka. Dan selama itu juga ingatannya satu per satu mulai kembali.
Seperti halnya saat ini, ia menemukan seragam taekwondonya dulu yang membuatnya seketika teringat dengan ilmu bela diri yang pernah ia pelajari sebelumnya.
Kejadian-kejadian yang kini tengah bermunculan di ingatannya kian merembet tentang siapa dirinya sebenarnya.
Ara memegang kepalanya yang terasa berat sembari mengatur napasnya yang juga memburu. Dirasa sudah agak membaik, Ara berjalan keluar kamarnya untuk mengambil minum.
Perjalanannya terhenti ketika melihat kedua orang tuanya tengah bersantai di depan tv. Ara kemudian berjalan menghampirinya.
"Pa, lagi sibuk nggak?" Ara duduk di tengah tengah keduanya.
"Enggak, kenapa sayang?"
"Ada yang mau Ara tanyain Pa, Ma"
"Tanya apa sayang, tumben" balas Dela, mamanya.
"Siapa Nevarda?"
Deg. Fattah dan Dela seketika saling pandang. Belum sempat mereka menjawab, Ara sudah bertanya kembali.
"Kenapa Ma, kenapa mama sama papa ganti identitas Ara, kenapa?"
"Sayang, dengerin Mama. Mama sama Papa lakuin ini semua demi kebaikan kamu, bukan karena apa-apa"
"Tapi kenapa Ma, ada apa sama nama itu? Apa itu ada hubungannya sama hilangnya ingatan Ara?"
Dela menatap Ara sejenak, lalu membuang napasnya pelan. Mungkin sudah saatnya Ara untuk tau semuanya.
"Sebenarnya .."
FLASHBACK ON
Seorang gadis dengan rambut terurai tengah duduk di bangkunya dengan menahan amarah yang sedari tadi ia pendam ketika dijahili oleh gadis yang duduk di belakangnya.
Dari mulai melepas ikatan rambutnya, menyembunyikan buku tugasnya, mencoret-coret tasnya, sampai yang terakhir gadis itu mengolok-olok pekerjaan ayahnya.
"Bokap lo, jualan bakso aci ya Ar?" Gurau gadis yang sedari tadi menjahilinya.
Arda, gadis yang sedari tadi dijahili itu hanya diam di tempatnya, namun tidak dengan tangannya yang sudah mengepal kuat.
"Ups! Salah ya? Oh iya lupa, bokap lo kan Direktur utama di perusahaan—"
"Bacot! Bisa diem gak sih lo?!" Potongnya.
Melihat Arda yang mulai tersulut, gadis itu menyunggingkan senyum kemenangannya karena berhasil memancing emosi Arda. Ia pun semakin gencar untuk menggoda kembali. "Nah gitu dong, kalo diajak ngobrol tuh jawab"
Arda mendengus kesal, ia kemudian memajukan kursinya agar sedikit menjauh darinya.
"Oh iya, denger-denger, bokap sama nyokap lo mau cerai ya Ar?" Pancingnya lagi.
Megan sialan!
Arda bangkit dari duduknya dan langsung menggebrak keras meja Megan, gadis yang sedari tadi menjahilinya.
BRAKK!!
Gebrakan Arda begitu keras hingga seluruh siswa yang berada di kelas menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen Fiction[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...