11 : INCIDENT

1K 46 0
                                    

HAI GUYS, MAAF BANGET YANG UDAH NUNGGUIN CERITA INI KARENA AKU GANTUNG LAMA BANGET.

APAKAH MASIH ADA YANG SETIA MENUNGGU??

HAPPY READING🫶🏻

•••

"Ara gak bisa Kak."

Keduanya saling tatap hingga beberapa detik sebelum Ara memalingkan wajahnya lebih dulu karena menangkap perubahan dalam tatapan Arka.

"Lo pikir gue peduli?" Arka tersenyum miring kemudian menyalakan rokoknya.

Ara melotot. "Kak! Ini rumah sakit, gak boleh ngerokok!"

"Brisik."

Hati Ara terasa nyeri mendengarnya. Ia menatap Arka dengan sendu. Mendapat tatapan itu, Arka langsung mematikan rokoknya.

"Sini" Arka menepuk pahanya. Bermaksud agar Ara duduk di pangkuannya.

"Ara lagi sakit Kak"

"Lemah" Arka bangkit dari tempatnya kemudian berpindah ke brankar samping Ara.

"Kak!! Kamu ngapain? Tempatnya kecil, gamuat!"

Arka tak mempedulikannya. Cowok itu tetap ikut berbaring di samping Ara. "Turun Kak, kalo ada suster gimana?"

"Biarin"

Ara menahan napasnya sejenak ketika tubuh Arka menjadi miring menghadapnya. "Kak–"

"Tidur Ra, gak capek apa ngomong mulu"

"I-iya tapi Kak–"

"Tidur."

"Kak–"

"Kalo masih brisik gue cium."

"Tap—"

Cup. "Ayo ngomong lagi Ra, bukan cuma bibir kali ini, tapi semuanya."

Ara menelan ludahnya kasar. Ia langsung menunduk menyembunyikan wajahnya.

Tubuh Ara seketika menegang ketika Arka merapatkan tubuhnya padanya. Ara semakin panas dingin ketika tangan Arka menjulur memeluk pinggangnya.

"Kalo gini caranya, yang sakit bisa tambah sakit" batin Ara tak keruan.

"Kak, Ara takut"

"Takut apa?"

"Kalo ada suster masuk gimana?"

"Emang maunya gimana"

"Ara serius Kak,"

"Menurut lo gue bercanda?"

"Ish, Kak Arka mah gitu"

"Tidur Ra, mau pulang gak?"

"Emang udah dibolehin pulang Kak?" Ara mendongak menatap Arka antusias.

Arka mengangguk tersenyum. Cowok itu menyingkirkan sedikit rambut yang berada di dahi Ara kemudian mengecupnya.

"Aku minta maaf buat kemarin-kemarin yang udah aku lakuin ke kamu Ra. Harusnya aku tau kalo kamu nggak mungkin ngelakuin itu. Emang dasar gue aja yang bego"

"Tanpa Kak Arka minta maaf pun Ara udah pasti maafin Kak Arka kok"

"Harusnya kamu kasih hukuman ke aku Ra"

"Hukuman?"

"Iya, cium misalnya" refleks Ara memukul dada bidang Arka. "Bukan hukuman itu namanya Kak, tapi modus"

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang