HALOO!
JANGAN LUPA VOTE GUYS!
HAPPY READING🌛
•••
Sudah tidak heran lagi jika seorang Arka Adelard itu terlambat datang di sekolah. Seperti sudah menjadi hal yang biasa.
Kini seluruh siswa-siswi SMA GARUDA tengah berkumpul di lapangan tanpa terkecuali. Mereka bukan sedang melakukan upacara, namun adanya pemberitahuan dari kepala sekolah untuk berkumpul karena adanya pengumuman.
"Baik, selamat pagi semuanya!"
"PAAGGII PAAKK!!"
"Disini, Bapak akan informasikan kepada semuanya, bahwa akan diadakan beberapa lomba antar sekolah lagi. Bagi nama-nama yang saya sebutkan harap berpatisipasi dalam lomba."
"Bukan hanya nama-nama ini saja, bagi siapa saja yang berminat di lomba-lomba lainnya bisa langsung mendaftarkan diri kalian ke wali kelas masing-masing"
Salah satu siswa mengangkat tangannya. "Pak! Kalo yang ga ikut berarti libur kan yak?"
"Oh ya jelas. Tidak."
"Yang tidak ikut, seperti biasa. Akan menjadi suporter." sambungnya.
"Baik, Bapak akan bacakan nama-nama yang ikut lomba. Dimulai dari lomba Lari, akan diwakilkan oleh Gatra, Liam, Rajo, Widya, dan Sanca dari kelas XI IPS 2. Kemudian Lomba Basket, yang akan dipimpin oleh Arka sebagai ketua, dan seluruh anggotanya. Selanjutnya pencak silat, akan diwakilkan oleh seluruh anggota pencak silat. Lomba Futsal akan diwakilkan oleh tim fulsa kita. dst"
"Baiklah anak-anak, semua itu adalah peserta untuk lomba di sekolah kita. Saya harap kalian semua berlatih dengan sungguh-sungguh agar sekolah kita tetap menjadi juara. Sekian informasi dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf. Silahkan kembali ke kelas kalian masing-masing"
Setelah barisan dibubarkan. Semuanya kembali ke kelas masing-masing. Ada juga yang pergi ke kantin dan nongkrong di depan kelas.
"Kenapa lomba lari gak diwakilin Ara aja ya? Bukannya dulu, sebelum pindah ke sini dia pernah ikut lomba lari juga ya" heran Fara.
"Loh, lo gatau Far, denger-denger kan Ara mau keluar" timpal Zila.
"Seriusan lo?! Tau dari mana?"
"Gue kan bilang denger-denger anjir! Gimana sih lo."
Arka tidak tuli. Pembicaraan kedua teman Ara yang baru saja lewat cukup menyita perhatiannya. Apa ini ada sangkut pautnya dengan tulisan papan di depan rumah Ara tadi ia lihat.
Bahkan sampai saat ini pun Ara belum juga membalas pesannya. Di sekolah pun ia juga tidak terlihat sama sekali.
"Ada apa sama kamu Ra." pikiran Arka terus berperang memikirkan tentang Ara.
Arka membuang putung rokoknya. Hanya dirinya lah yang berani merokok di area sekolah. Sudah beberapa kali terkena teguran namun tetap saja masih ia lakukan.
Arka berjalan menuju kelasnya, ia melihat kelima temannya tengah asik mabar sambil makan cemilan di meja. Ia kemudian menghampiri Gatra.
Arka duduk di sebelahnya. "Gat."
Gatra yang tengah sibuk bermin seketika menoleh. "Paan."
"Gue mau nanya sama lo" Gatra menghentikan sejenak gamenya untuk menatap Arka yang sedikit berbisik padanya.
"Soal apa?"
"Ara." Gatra mengerutkan keningnya. "Kenapa sama cewe lo"
"Lo inget kan waktu dia ngilang beberapa hari waktu itu?" Gatra mengangguk. Ia langsung mengusap layar hpnya menjadi ke beranda kemudian menyimpannya. Gatra menghadap Arka serius. "Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen Fiction[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...