21 : BERTEMU PELAKU

559 21 0
                                    

HI GUYS!

SIAP BACA? OKE LET'S GO!!

HAPPY READING🫶🏻

•••

Duduk di depan minimarket sembari menenteng map bersisi surat lamaran pekerjaan tak pernah terpikirkan di benak Ara saat ini.

Diusianya yang masih muda ini harusnya masih berkutat dengan buku, bukan mencari pekerjaan yang seharusnya dilakukan kelak ketika lulus kuliah.

Ara membuang napasnya kasar. Ia membuang sampah botol yang sudah habis diminumnya ke tempat sampah.

Suara motor bising yang akan lewat sedikit menyita perhatian Ara, ia kemudian mencari asal suara. Tak lama motor itu melintas, motor itu cukup menjadi sorotan beberapa orang yang ada di sana karena suara knalpot bisingnya, lain dengan Ara yang nampak tak asing ketika melihat plat nomor motor itu.

"Sial. Itu orangnya." Ara ingat betul plat nomor pelaku itu. Ia kemudian berlari mengejar motor tersebut.

"BERHENTI WOII!!"

"BERHENTIII!!"

Ara terus berlari sembari berteriak. Sialnya motor itu semakin kencang membuat Ara tak sanggup mengejarnya.

"Kenapa Mbak?" tanya ojol yang tiba di samping Ara.

"To-tolong saya Pak, dia orang yang melarikan diri setelah nabrak papa saya."

Ojol itu kemudian melihat pengendara yang masih bisa dilihatnya. "Baik tunggu sebentar ya mbak. Saya coba bantu."

Setelah kepergian ojol itu Ara menepikan dirinya. Ia duduk di salah satu bangku panjang yang tersedia di sana untuk menunggu ojol yang mencoba mengejar pelaku itu.

"Kenapa gue gak ikut ojol itu aja ya?" pikirnya. "Ck. Bego banget sih gue! Tabiat Ara nih, masih kebawa-bawa."

Ara mulai berdiri, ia lalu pergi menyusuri jalan. Lagipula, tidak mungkin ojol itu kembali. Beberapa menit berjalan, tak sengaja kakinya menginjak selembar kertas. Ara bermaksud membuangnya, namun sebuah tulisan bercetak tebal menghentikan aksinya.

Manik matanya terus membaca kata demi kata di kertas itu. Raut wajahnya terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya. Ia menemukan loker part time yang bisa menjadi sampingannya selain di cafe tempat kerja biasanya.

Tak buang waktu Ara segera merapikan bajunya dan bergegas ke alamat loker itu. Tak butuh transportasi, Ara hanya cukup berjalan kaki untuk sampai di lokasinya.

Lima belas menit berjalan, akhirnya Ara sampai. Perasaannya sedikit cemas, ia takut jika lamarannya tidak diterima lagi. Cepat-cepat Ara menggelengkan kepalanya, ia harus berpikir positif.

"Tenang Ara, lo pasti bisa."

Senyum cantik terukir di wajahnya. Kakinya mulai masuk ke dalam toko kue dengan satu penjaga yang sedang membersihkan etalase.

"Permisi."

Wanita paruh baya itu menoleh pada Ara. "Ya? Ada yang bisa saya bantu? Mau cari kue seperti apa Kak?"

"E-e saya bukan mau cari kue. Tapi mau melamar kerja. Apa benar disini buka lowongan part time?"

Wanita itu mengangguk. "Benar sekali, mari ikut saya. Siapa nama kamu?" Wanita itu menuntun Ara masuk ke dalam ruangan.

"Ara, Bu."

"Baik Ara, silahkan duduk."

Ara duduk di tempat yang disediakan wanita tersebut. "Perkenalkan, saya Mey. Pemilik toko kue ini." Ara membalasnya dengan memperkenalkan namanya kembali.

TRIPLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang