|HAPPY READING|
••••
Dikeluarkan dari pekerjaannya memang membuat Ara sangat sedih, namun inilah kehidupan. Ara harus bisa bangkit, jangan karena dikeluarkan dari satu pekerjaan membuatnya lemah.
Ara tersadar sesuatu ketika sampai di rumahnya barusan. Ia tidak menemukan Arka di depan rumahnya. Apakah cowok itu sudah tak mencarinya lagi? Atau mungkin sebentar lagi? Buru-buru Ara mematikan semua lampu di rumahnya dan bersiap tidur.
Menjelang pagi Ara pergi ke luar sebentar untuk membuang sampah ke depan. Saat melewati pintu, ia melihat bunga yang masih tiga bucket dan belum bertambah. Artinya semalam Arka tidak kemari.
Kembali Ara menghela napasnya, rasanya begitu sedih. Harusnya ia senang, tapi malah sebaliknya. Sejujurnya Ara takut jika Arka benar-benar sudah tidak peduli dengannya.
"Plis Ra, jangan nangis lagi." Sekuat mungkin Ara menahan air matanya sementara kakinya terus melangkah sampai ke tempat pembuangan sampah.
Selesai membuang sampah, niatnya terurung untuk langsung kembali ke rumahnya karena suara di perutnya. Ara kini berjalan ke sebrang jalan untuk membeli sarapan.
Ekor matanya tak sengaja melihat papan iklan yang tercetak tak terlalu besar di sebelahnya. Ara mendekatinya dan mulai membaca.
DiBUTUHKAN SEGERA!
Lowongan pekerjaan bagi yang berminat di PT. Indo Jaya
Kirimkan lamaran beserta cv langsung ke lokasi.Mata Ara berbinar, laparnya menjadi sirna. Ia segera bergegas pulang dan menyiapkan persyaratannya. Lagipula lokasinya juga tak terlalu jauh dari rumahnya.
Selesai membuat berkas lamarannya Ara kini mulai beranjak mandi dan menyiapkan diri. Dalam hati ia tak henti-hentinya bersyukur.
"Semoga gue keterima." Girangnya.
Tanpa berpikir panjang, Ara langsung berangkat setelah dirinya siap. Bahkan ia mengabaikan perutnya yang butuh diisi.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di sana. Ara sesikit ragu melihat kantor tersebut karena pintunya tertutup. Nampak seperti tak ada orang di dalamnya. Tapi jika dilihat dari lokasinya memang ini tempatnya.
Ara mencoba meyakinkan dirinya, ia mulai melangkah masuk dan membuka handle pintu, ternyata tidak terkunci.
Ara sedikit lega karena ternyata ada beberapa orang di dalamnya, hanya saja pintunya memang tertutup. Ara melangkah maju untuk bertanya.
"Permisi Kak, apa benar di sini buka lowongan kerja?"
"Iya, benar."
"Mm, saya mau daftar Kak"
"Silahkan, sebelumnya dengan Kak siapa?"
"Ara."
"Baik, Kak Ara bisa langsung naik ke lantai 2 lewat tangga di sebelah untuk langsung melakukan interview."
Ara sedikit terkejut. Cepat sekali, pikirnya. Tak mau ambil pusing Ara menuruti perintahnya. Bahkan ia tidak ditunjukkan ruangannya.
Sampai di lantai 2 ternyata hanya ada satu ruangan dengan pintu yang di depannya tertulis 'Ruang Interview'. Ara mengetuk pintu lebih dahulu hingga suara di dalamnya menyuruhnya untuk masuk.
Perasaan cemas seketika menghantui dirinya ketika melihat lelaki bertubuh gempal iyang duduk menghadapnya.
"Silahkan duduk." Ara yang tadinya mematung di tempat mulai berjalan cepat dan duduk dengan kursi yang sedikit ia mundurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE A
Teen Fiction[BERESIKO MEMBUAT JANTUNG LEMAH. JANGAN BACA KALO TAKUT MATI MUDA] ••• "Mau taruhan?" "Enggak Kak, maaf" "Jadi pacar gue kalo lo kalah dari gue." "Aku nggak mau Kak," "Pilihannya cuma 'Iya'. Jadi pacar plus pindah ke sekolah gue kalo lo kalah." Pern...