Elvano

32.2K 1.2K 28
                                    

Elvano POV

Hai, nama ku Elvano Achazia. Umur ku 17 tahun. Sekarang aku kelas 2 dari sebuah Senior High School favorit di kota ku.

Aku adalah seorang murid beasiswa yang kata orang orang menjadi anak emas di SHS ku. Aku mempunyai banyak teman entah itu beneran tulus atau engga, aku juga engga tahu.

Orang orang bilang aku adalah lelaki idaman karena wajah ku yang tampan dan mungkin terlihat cukup dingin. Karena sejujurnya aku bukan lah tipe seseorang yang banyak bicara.

Aku tergolong cukup pendek di kelas ku karena hanya memiliki tinggi 170 cm. Dengan berat badan 76 kg. Ada juga ABS samar di perut ku. Aku sih berencana akan membuatnya benar benar nampak kedepannya.

Banyak perempuan yang mendekati ku dan mencari perhatian. Tapi tidak aku pedulikan karena sejujurnya aku tidak menyukai perempuan. Benar. Aku adalah seorang gay.

Untung saja perempuan perempuan itu tidak mengungkapkan perasaan nya pada ku. Karena jujur saja aku tidak tahu bagaimana cara menolaknya. Jika aku katakan, aku adalah seorang gay. Mereka pasti membenciku. Bukan masalah sih tapi aku hanya ingin sekolah dengan damai sampai aku lulus.

Kalau kalian bertanya apakah aku mempunyai lelaki yang aku suka. Jawaban nya punya. Dia kelas 3, ya seorang kakak kelas. Namanya Luke Adelardo. Dengan tinggi 192 cm. Sangat tinggi bukan? Bahkan badan nya sangat bagus, dia sangat suka mengumbar ABS nya itu ketika sedang bermain basket. Sangat tampan sekali, jika aku mengingat wajah tampan nya yang berkeringat, memakai kaos tanpa lengan, dan terkadang mengangkat kaos yang dipakai agar ABS nya yang sempurna bisa terlihat.

Banyak perempuan yang akan berteriak jika melihatnya. Kalau kalian tanya bagaimana aku. Tentu saja wajah ku tetap datar dan dingin. Tapi hati ku, menari nari seperti orang gila.

Aku mengenal Luke saat aku pertama kali masuk ke SHS.

Waktu itu aku hampir telat di hari pertama aku masuk sekolah karena sedikit kesiangan. Dan ketika jarak sekolah masih cukup jauh, ada sebuah motor sport berwarna biru yang berhenti dan memberikan tumpangan pada ku.

Ya. Dia adalah Luke Adelardo. Dia mengebut waktu itu. Aku yang kaget refleks saja memeluk perutnya. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku mendapati perutnya yang keras dan sangat terasa kotak. Pipi ku bersemu merah waktu itu. Untungnya aku bisa mengendalikan wajah ku lagi agar tetap terlihat dingin.

Dia juga sangat ramah dan baik pada junior nya. Pertemuan pertama yang cukup klasik tapi sangat berkesan untukku. Dan mulai hari itu, hatiku memutuskan untuk mencintai nya. Mencintai seorang Luke Adelardo.

Sakit sih mencintai dalam diam. Bagaimana kamu setiap hari akan melihat dia yang juga adalah murid populer dan pastinya banyak perempuan perempuan yang mencari perhatian nya.

Aku selalu cemburu kalau melihat hal itu. Marah? Tentu saja, tapi tidak bisa berbuat apa apa toh dia bukan siapa siapa ku.

Yang lebih kutakutkan adalah jika dia tahu perasaanku, kemudian dia akan pergi menjauh. Oh Tuhan, aku sangat takut itu terjadi.

Lagipula di sini, menyukai sesama jenis merupakan hal yang tidak umum di masyarakat.

Karena itu aku memutuskan untuk mencintai dalam diam. Itu lebih baik bukan.

Mau menghilangkan perasaan ku? Entah kenapa bukan nya hilang malah makin besar rasa nya. Aku mencoba untuk menyukai perempuan, tetapi tetap saja tidak bisa. Ya sudah aku menjalani hari seperti air mengalir saja.

Aku hanya berharap tidak ada yang tahu perasaan ku pada Luke. Aku tidak masalah jika harus kehilangan kedamaian ku saat di SHS. Aku hanya takut melihat Luke memandang ku dengan jijik atau lebih parah nya lagi benci.

Tidak. Aku tidak sanggup untuk itu.

Semoga kedepan nya baik baik saja. Ya semoga.










Happy reading
3-12-22

apakah aku boleh bahagia? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang