•3•

12.1K 827 22
                                    

Pagi hari nya adalah hari Minggu. Elvano yang baru terbangun merasakan perut nya yang sangat mual. 

Elvano berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya. Menekan tombol flash dan berusaha berdiri tapi karena badan nya yang terlalu lemas, Elvano memilih berdiam diri sebentar.

Selalu seperti ini, hanya cairan bening yang keluar. Akhir akhir ini Elvano selalu mengalami itu.

Karena takut terjadi sesuatu dengan tubuh nya, Elvano membersihkan diri setelah merasakan tubuh nya tidak terlalu lemas dan memutuskan untuk ke rumah sakit. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas. Elvano harus sehat.

Elvano keluar dengan celana training hitam dan Hoodie hitam kebesaran. Elvano memutuskan berjalan kaki, karena jarak apartemen dengan rumah sakit tidak terlalu jauh.

Disinilah Elvano sekarang. Sedang mengantri untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter. Setelah nama nya dipanggil, Elvano masuk ke ruang pemeriksaan.

Elvano mulai berbaring di atas brankar dengan dokter yang mulai memeriksa nya dengan seksama. Elvano mendapati dokter tersebut seperti kaget dan heran.

Selesai pemeriksaan, Elvano tidak mengerti kenapa dia harus pindah ke ruangan dokter yang lain. Yang lebih tidak masuk akal. Kenapa di dokter kandungan.

Elvano kembali berbaring di brankar kemudian diperiksa lagi oleh seorang dokter laki laki tapi terlihat cantik (?)

Jantung Elvano berdetak lebih kencang setelah Elvano kembali duduk untuk mendengar penjelasan dokter tersebut.

Elvano mendengar dokter tersebut mengambil napas dalam sebelum mengucapkan kalimat yang tidak masuk akal.

" Sebelum nya perkenalkan nama saya Jakapan Puttha, kamu bisa memanggil saya dengan dokter Biu "

" Sa-saya Elvano dokter, eum a-apa yang terjadi pada saya dokter? "

Biu dan Elvano berjabat tangan sebentar. Dapat Biu lihat sekilas kalau tangan Elvano sedikit bergetar.

" Begini apakah kamu seorang gay dan pernah melakukan hubungan seksual? "

Elvano terkejut dan sekelebat kejadian itu kembali muncul. Elvano menutup kedua telinga dengan tangan nya. Mata nya terpejam dan air mata mulai mengalir dari sudut mata nya.

Biu yang kaget dengan itu menghampiri Elvano dan memeluknya. Elvano yang merasa dipeluk, langsung memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Biu. Elvano menangis histeris.

Biu yang kaget langsung terjatuh di lantai bersamaan seorang pria lain yang masuk ke dalam ruangan.

" Astaga Biu. Apa yang terjadi "

Pria tersebut membantu Biu berdiri dan melihat seorang bocah laki laki yang menangis histeris.

" Baiben, aku tadi bertanya pada anak itu lalu dia menutup telinga dengan tangan nya. Setelah itu menangis. Aku ingin memeluk nya tapi dia ga sengaja mendorong ku hingga jatuh. Dia menangis histeris sekarang "

" Kalau begitu jangan sentuh dia dulu. Sepertinya ada sesuatu yang membuat dia takut dengan sentuhan "

Pria tadi bernama Wichapas Sumettikul. Atau sering dipanggil Bible. Dia adalah seorang psikolog handal di rumah sakit itu. Bible juga merupakan suami Biu. Mereka berdua berasal dari negara lain dimana LGBT merupakan hal yang biasa. Mereka berdua di pindah tugas kan di rumah sakit di dekat Elvano tinggal.

Setelah 30 menit Elvano menangis, Elvano bisa mengendalikan diri nya lagi walaupun masih sesenggukan.

" Saya minta maaf kalau saya membuat mu takut. Saya tidak akan menyentuh mu lagi tanpa seijin mu "

Elvano menggeleng lemah dan berbicara dengan suara yang parau. Bahkan masih sesenggukan.

" Tidak apa dokter Biu, maafkan vano yang sudah membuat dokter jatuh dan membuat keributan "

" Tidak, tidak, tidak perlu meminta maaf. Itu bukan sesuatu yang besar. Tapi maaf sebelumnya saya harus memberi tahu kamu, bahwa kamu hamil "

Bagaikan petir datang secara tiba tiba. Elvano mendapat kabar kalau dia sedang hamil. Elvano menyentuh perut nya dengan tangan nya.

" Ba-bagaimana bisa dokter? Saya seorang laki laki "

Elvano menatap Biu dengan mata yang kembali berlinang air mata. 

" Vano memiliki rahim. Itu adalah sebuah keajaiban. Vano mirip seperti saya. Saya juga punya rahim. Dan saya sudah mempunya 1 anak bersama suami saya "

Biu menunjuk Bible yang sedang duduk manis mendengarkan mereka. Elvano yang melihat itu sedikit terkejut.

" Ti-tidak dokter. Vano ini laki laki. Tidak. Tidak mungkin vano hamil. Dokter salah kan? I-iya dokter pasti sedang ber-bercanda. "

Vano memegang perutnya dan sedikit meremas nya. Biu yang melihat itu berusaha menghentikan Elvano dengan mencekal tangan nya. Elvano yang kaget langsung menepis tangan Biu.

" Jangan seperti itu bayi mu bisa terluka. Apakah kamu tega melukai bayi mu sendiri? "

Kata kata Biu menyadarkan Elvano. Elvano beralih mengelus perutnya. Ada rasa hangat yang melingkupi hati Elvano.

Elvano menunduk melihat perutnya. Air mata masih tidak berhenti keluar dari mata nya.

" Ba-bayi ini tidak boleh lahir dokter "

" Saya tidak tahu apa yang vano alami. Saya hanya ingin mengatakan, kalau bayi di perut mu merupakan anugerah. Tuhan percaya kalau vano bisa jaga bayi vano. Apa pun yang pernah terjadi, bayi itu tidak salah. Dia hanya ingin melihat dunia lewat perantaraan mu. Apa kamu tega mengambil hak itu dari bayi mu? "

" Hiks maafkan vano. Maaf kan vano dokter. Vano janji akan menjaga bayi ini hiks. Dia juga anak vano walaupun dia hadir karena hal yang tidak direncanakan hiks. Dia tetap darah daging vano "

Bible terus mengamati bocah laki laki yang dia tahu dipanggil vano itu. Bible merasa ada yang tidak beres.

" Ta-tapi hiks vano takut hiks kondisi vano membuat bayi vano dalam bahaya hiks "

" Apa vano membutuhkan sesuatu? Vano bisa bilang kepada dokter. Dokter akan bantu vano. "

" Vano punya trauma dokter. Bahkan setiap malam vano selalu mimpi buruk. Vano jarang tidur dan sering begadang. Vano juga ga pernah makan dengan benar. Vano takut menyakiti bayi vano "

Elvano mengucapkan nya dengan mata yang terus mengeluarkan air mata. Tangan nya juga tidak berhenti mengelus perut nya yang baru dia sadari ada sebuah kehidupan baru di dalam diri nya.

" Be-berapa usia nya dokter? "

" Usia baby 4 Minggu lebih. Kalau vano membutuhkan seorang psikolog. Vano bisa berbicara dengan suami ku. Dia seorang psikolog. Vano ga perlu khawatir biaya nya. Saya dan suami saya akan bantu vano. Sampai vano sembuh "

Bible yang mendengar itu menganggukan kepala nya tanda setuju. Entah apa yang Bible dan Build rasakan. Mereka sangat ingin membantu bocah laki laki berwajah dingin itu. Dia terlihat dingin di luar tapi di dalam begitu rapuh dan hancur.

Build seperti melihat anak nya tapi dalam wujud orang lain yang sedang memerlukan sandaran. Build sadar kalau negara ini bukan negara yang ramah akan hal hal seperti itu.

Mulai hari itu Bible dan Build sepakat untuk membantu Elvano, apa pun yang terjadi.






























Happy reading :)
11-12-22

apakah aku boleh bahagia? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang