•21•

7.2K 514 30
                                    

Di sebuah ruang rawat terdapat seseorang. Ralat 2 orang, dimana yang satu terbaring di atas brankar dengan wajah pucat nya.

Elvino menggenggam tangan adiknya yang sekarang sedang tertidur damai. Beberapa bulan bersama Elvano membuat hidup nya lebih lengkap. Namun sekarang adiknya sedang tidur dengan damai.

Elvino hanya berharap semoga adiknya bisa segera bangun setelah beristirahat sejenak.

" Adek.... Kamu boleh istirahat sebentar. Setelah adek siap, tolong kembali lagi. Kakak sama twins membutuhkan adek "

Elvino mengusap usap punggung tangan Elvano menyalurkan kehangatan. Elvino berdiri, mendekat ke wajah Elvano, kemudian mengecup dahi Elvano sayang.

" Kakak pergi sebentar ya. Kakak akan segera kembali. Adek jangan kemana mana "

Elvino berjalan keluar ruang rawat. Elvino menatap lima orang yang masih setia diam di luar ruang rawat.

" Dokter Yoon bilang hasil test DNA keluar 24 jam dari sekarang "

Elvino menatap Steve. Steve yang mengerti, maju selangkah.

" Saya akan pergi. Ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Saya titip Elvano dan twins. Tolong jaga mereka "

Steve mengangguk pelan, Elvino lebih mendekat dan tak lama sebuah tautan bibir tercipta. Elvino melumat bibir Steve pelan, yang tentu nya dibalas oleh Steve.

Elvino hanya ingin sedikit melampiaskan perasaan cemas nya. Tautan terlepas, Steve berbisik.

" Semua akan baik baik saja "

Steve mengecup sekilas sudut bibir Elvino. Elvino mengangguk dan segera pergi meninggalkan mereka. 

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang masih belum bisa merelakan pujaan hati nya bersama dengan pria lain. Hati nya sakit melihat pujaan hati nya berciuman dengan pria lain di depan mata nya. 

Luke menepuk punggung Devian pelan. Luke memutuskan masuk terlebih dahulu. Aldo dan Robby pergi untuk membeli makanan.

Tersisa Devian dan Steve yang saling diam. Steve merasa bersalah untuk sekedar memulai obrolan. Sedangkan Devian tidak tahu harus berbuat apa.

Sementara Luke di dalam, dia duduk di kursi yang sebelum nya diduduki oleh Elvino. Luke menggenggam tangan Elvano, sesekali mengusap nya.

Luke melihat Elvano dengan sendu. Luke mengangkat tangan Elvano kemudian mengecup punggung tangan Elvano lama.

" Vano... Maafin kakak yang belum bisa berbuat apa apa untuk kamu. Kamu tahu, anak kita sudah lahir. Maaf ya mereka mirip kakak semua hehehe. Mereka sangat tampan seperti daddy nya. Kakak harap sifat mereka sama seperti papa nya aja. Papa nya sangat kuat dan baik hati. Apa kamu tidak ingin melihat anak anak? Cepat lah bangun. Mereka pasti ingin kamu gendong. Mereka kembar sama seperti kamu dan kakak mu. Beda nya mereka tidak akan terpisah, kakak tidak akan membiarkan mereka menderita. Kakak juga ga akan membiarkan kamu mendapat kesedihan lagi. Kakak akan berusaha semampu kakak untuk menjaga kamu dan anak anak. Elvino bilang hasil test DNA akan keluar 24 jam dari sekarang. Kakak yakin kalau twins adalah anak kakak dan kamu. Vano kuat, jangan tinggalin kakak dan anak anak. Ijinkan kakak buat bahagia in kalian. Tolong beri kakak kesempatan itu "

Luke berdiri dengan tangan masih menggenggam tangan Elvano. Dikecup nya kening Elvano lama.

" Kakak mencintai mu, vano... "

Luke mengecup hidung Elvano kemudian turun ke bibir. Hanya menempel saja.

" Cepatlah bangun "





apakah aku boleh bahagia? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang