Sementara di luar tepat nya di taman rumah sakit. Elvino sedang duduk yang di samping nya juga duduk laki laki lain, Steve.
Sementara di seberang tempat duduk Elvino dan Steve terdapat Devian, Aldo, dan Robby. Devian terlihat kesal dengan pemandangan di depan nya.
" Ja-jadi ada yang bisa menjelaskan? " (Aldo)
" Apa yang ingin kalian tahu? Bukan kah seharusnya kalian mengatakan sesuatu terlebih dahulu? Itu pun kalau sadar " (Elvino)
Seolah paham arah pembicaraan Elvino. Aldo, Robby, dan Devian saling berpandangan.
" Kami meminta maaf atas semua yang terjadi pada Elvano. Tidak seharusnya kami melakukan perbuatan bejat seperti itu. Kami memang brengsek, untuk itu kalau bisa tolong maafkan kami " (Devian)
Elvino menaikan satu alis nya dan kemudian merangkul pundak Steve. Entah kenapa setiap sentuhan dari Elvino membuat Steve panas dingin.
" Kalian tidak salah meminta maaf pada saya? Kalau memang kalian laki laki minta maaf pada korban kalian secara langsung "
Elvino mengatakan itu dengan suara yang datar dan muka yang datar pula. Elvino dengan tidak tahu malu nya mengecup pipi Steve. Membuat Aldo dan Robby terkejut.
Sedangkan Devian terlihat mengepalkan tangan nya. Elvino bukan nya bodoh untuk mengamati perilaku Devian yang seperti ' cemburu '.
Elvino memang sengaja melakukan nya. Toh Steve tidak menolak sama sekali ketika dia sentuh.
" Kenapa kalian menatap saya seperti itu? Saya tegaskan lagi. Minta maaf pada korban kalian secara langsung. Kalau dia memaafkan kalian, maka hukuman kalian juga berakhir. Tapi kalau belum, nantikan saja hal hal tak terduga akan menimpa kalian "
Steve menatap Elvino dengan mata yang seolah berkata " jangan lakukan itu ". Elvino terkekeh seolah mengerti arti tatapan Steve.
" Semua keputusan ada di tangan adik kesayangan saya. Elvano. Saya sebagai kakak nya hanya bisa mendukung nya. Oh ya ketika keponakan saya sudah lahir, saya ingin kalian memberikan darah kalian untuk test DNA "
Elvino melepaskan rangkulan di pundak Steve dan berdiri. Elvino mendekat ke Devian dan berbisik di telinga nya.
" Steve milik Elvino Sovereign "
Devian mengepalkan tangan nya dan terlihat muka nya yang sudah merah menahan amarah. Sementara Elvino pergi dengan tawa menyebalkan nya.
" Vian, kamu baik baik aja? " (Aldo)
Steve berdiri dan mendekat ke sahabat sahabat nya.
" Steve apa yang sebenarnya terjadi? " (Robby)
Steve mengambil napas dalam dan menghembuskan napasnya perlahan. Steve jongkok dan memegang tangan Devian untuk menenangkan nya.
Devian membuang muka enggan untuk melihat Steve. Steve menghela nafas berat. Sementara Aldo dan Robby bingung dengan apa yang terjadi.
" Aku minta maaf karena aku tidak berhasil menghalangi kecelakaan 3 bulan yang lalu " (Steve)
" Maksud mu? " (Aldo)
" Kecelakaan itu didalangi oleh Elvino. Dia ingin membalas perbuatan kita dulu pada Elvano " (Steve)
" Apa? Kau serius? " (Robby)
" Huum. Mungkin waktu kalian berdua di pukuli itu juga ulah Elvino. Dia bukan orang biasa. Jadi setiap kejadian yang terjadi pada kita tidak meninggalkan bekas sama sekali " (Steve)
" Bisa kau jelaskan kenapa kau bisa dekat dengan Elvino? " (Devian)
Devian menatap sendu Steve. Steve lagi lagi menghembuskan napas dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
apakah aku boleh bahagia? (End)
RandomMerupakan kisah seorang laki laki dengan asam dan manis dalam menjalani kehidupan. Peringatan! • merupakan cerita boys love, bagi yang homophobic tolong di skip saja. • merupakan cerita dewasa, bagi yang dibawah umur bisa di skip saja ceritanya. K...