Bab 26 | Terbongkar

76 12 4
                                    

Leo Juandra Saputra

Hai, ini Juan. Tentu kalian semua sudah pada tahu 'kan siapa aku 'kan? Oke, mari kita lompati sesi perkenalan ini.

Saat ini aku baru saja tiba di rumahnya Tante Erna, maminya si Ona. Kebetulan tadi aku habis mengantar Kak Gina buat jemput cewek itu di halte biasanya.

Selagi aku sibuk memarkirkan mobil, Kak Gina memutuskan turun terlebih dahulu. Setelah semuanya beres aku langsung bergegas menyusulnya. Namun dari kejauhan, aku bisa mendengar ada keributan yang terjadi di dalam sana. Maka tanpa pikir panjang, aku langsung mempercepat langkah kakiku.

Seperti dugaanku, benar sekali suasana dalam ruang tamu itu sudah kacau. Kak Gina dan Kak Soraya sedang bertengkar hebat. Saat ini mereka sedang meributkan Ona yang kemungkinan sengaja kabur dari rumah.

"Kak Raya!" teriak Kak Gina seraya berkacak pinggang. Sejenak ia mendengkus sebal, sebab orang yang ia panggil tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Kakak di mana sih?!" ulangnya lagi dengan nada yang sama.

"Apaan sih, Dek?! Datang-datang kok marah-marah," jawab Kak Soraya sewot.

"Kamu itu yang kenapa, Kak?!"

Kak Soraya menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa Kak Raya tadi main ninggalin Ona aja, hah?!"

"Lah, 'kan aku udah nawarin anaknya buat berangkat bareng, tapi dia malah gak mau. Katanya masih sibuk ngurusin pendaftaran sidang skripsi," jelas Kak Soraya membela diri.

"Tapi tetap aja 'kan kamu bisa nungguin dia dulu. Biar kalian bisa berangkat bareng-bareng," balas Kak Gina tak mau kalah.

"Udah, Dek. Dia tetep gak mau. Emangnya kenapa sih? Aku salah ya udah ninggalin dia? Terus sekarang anaknya di mana? Kenapa gak kelihatan?" tanya Kak Soraya dengan polos.

"Ya jelas salahlah, Kak! Kakak itu terlalu bodoh! Liat tuh, sekarang anaknya nekat kabur dari rumah!" maki Kak Gina tak sopan.

"Kabur?!" tanya Kak Soraya dengan nada tekerjut. "Ma–maksud kamu apa? Kenapa dia tiba-tiba kabur?"

"Ya, Kakak pikir sendiri aja sendiri!" balas Kak Gina seraya melemparkan tatapan sinis.

"Asal Kakak tau, ya! Dia itu dari kemarin kayak gak mau dijodoh-jodohin," lanjutnya kembali.

"Lah, kalo udah gitu kenapa kamu musti maksa dia?!"

"Kak!" sentak Kak Gina. Tampaknya ia sudah kepalang jengkel dengan sikap tidak mau tahu dari kakak kandungnya itu.

"Apa Kak Raya gak paham sama tradisi di keluarga kita?!"

"Kakak gak pikun, Gin! Buktinya aja Kakak jadi salah satu korbannya kok."

"Nah, makanya itu Kak Raya juga harus seratus persen dukung aku dong!"

"Kenapa aku musti dukung?" tanya Kak Raya dengan nada sewot kembali. "Gin, kamu itu gak tahu rasanya dijodohin. Susah, Gin!"

"Halah, omong kosong! Susah dari mana? Kak Soraya aja hidupnya paling enak di antara kita-kita," sindir Kak Gina seraya tersenyum remeh.

"Ya ampun," desah Kak Soraya sembari menyibakkan poninya ke belakang. Raut wajahnya kini tampak frustasi sekali.

"Meskipun Kak Raya nikah sama Mas Suryo dari hasil perjodohan, tapi Kak Raya juga sangat menikmati hidup Kakak yang serba berkecukupan itu 'kan?"

Sedari tadi suara mereka saling bersahut-sahutan. Hingga sampai ke telinga para tetangga.

Go Back | Youngk DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang