Bab 2 | Awal Bagi Ian

197 27 4
                                        

Brian Adam Alvaro

Saat ini aku dibuat cemas karena sedang menanti seseorang yang tak kunjung datang. Berkali-kali aku mengedarkan pandanganku menyusuri setiap sudut rooftop ini. Namun, aku masih belum menemukan keberadaannya. Hingga akhirnya sebuah tepukan pelan mengalihkan atensiku. Setelah aku menoleh padanya, ternyata Dion sudah berdiri tepat di belakangku.

"Bang, udah gak perlu ditungguin, santai aja. Dia bakalan dateng kok."

"Kamu yakin, Yon?" tanyaku dengan ragu-ragu.

"Yakin banget aku!"

Tiba-tiba sebuah panggilan masuk menyela pembicaraan kami. Ternyata dering tersebut berasal dari ponsel miliknya.

"Nih, liat! Aku bilang juga apa!"

"Ya udah, cepetan suruh dia ke sini."

"Siap, Bos!"

Dion pergi menjauh sejenak agar bisa berbicara di telepon dengan tenang. Sedangkan diriku hanya menatap kepergian lelaki itu dalam diam. Sebenarnya cerita pada malam ini hanyalah skenario buatanku saja. Memang aku sengaja ingin menunjukkan sesuatu padanya. Sesuatu yang membuktikan kalau apa yang ia kira selama ini tidak akan mungkin terjadi. Alyana yang pernah ia anggap sebagai gadis yang cocok bersanding denganku, ternyata memiliki pilihan yang lain.

Kali ini aku hanya ingin Ona mengetahui satu fakta besar tersebut. Ah, bukan! Aku juga menginginkan hal yang lebih dari itu. Aku ingin dirinya secara perlahan menatapku lagi.

"Bri, stand by dua menit lagi ya!"

Sigit memperingatkan agar aku dan yang lain bersiap naik ke atas panggung dalam waktu dua menit lagi. Sebentar lagi aku akan melihatnya. Kupersiapkan mentalku terlebih dahulu sebelum naik ke atas panggung.

"Bang!"

Sebuah tepukan kecil kembali dihadiahkan Dion di pundakku.

"Dia udah dateng?"

Lelaki itu lantas menganggukan kepalanya. "Iya, kamu udah siap 'kan?"

Aku juga ikut menganggukan kapala.

"Oke, kita naik sekarang," ajaknya.

***

Riuh suara tepuk tangan mengiringi langkahku saat satu persatu dari kami naik ke atas panggung. Kulemparkan senyuman simpul pada para tamu undangan yang datang pada malam ini. Selanjutnya kuabsen setiap pasang mata yang ada di hadapanku. Hingga akhirnya aku bisa menemukan satu yang menarik di antara yang lain.

Dia datang..

Dia benar-benar datang malam ini. Hanya dengan penampilan sederhananya, Ona berhasil membuatku tersihir akan pesonanya. Sampai-sampai aku dibawa melayang hingga ke langit ketujuh. Tanpa kusadari senyumanku kian melebar saat matanya tak sengaja beradu denganku.

Senang bisa bertemu lagi denganmu, By.

***

Seusai acara berakhir, Dion mengabariku kalau saat ini Ona sedang menunggu di lobby hotel. Sesuai rencana awal, aku akan muncul di hadapan gadis itu. Lalu berpura-pura menyapanya.

"Hei, kamu datang juga?" sapaku canggung.

Ona tersentak kaget saat melihatku sengaja menghampirinya.

"Oh, hmm.. iya, Kak. Dion nyuruh aku datang ke sini."

Ketika dia memanggilku dengan sebutan "Kak", aku jadi tersadar kalau status kami sudah berubah sekarang. Ada sedikit perasaan kecewa dalam hatiku. Namun, mau bagaimana lagi? Aku juga tak bisa memaksanya untuk bersikap hal yang sama seperti dulu.

Go Back | Youngk DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang