Bab 10 : Seberharga apa sosoknya

171 22 3
                                    

"Kak Nara kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Nara kan?"

Nara mengerjapkan matanya pelan lalu tersenyum saat menyadari siapa yang memanggilnya barusan. Ia berhenti sejenak lalu menghampiri gadis yang ia lihat kemarin.

"Kamu, kamu yang ngasih kue buat Novan kan?"

Karenina tersenyum begitu manis seraya mengangguk, "Iya kak, aku yang kemarin."

Sejujurnya Nara sedikit merasa bersalah dengan gadis ini mengingat apa yang dilakukan Novan kemarin, apalagi jika gadis ini sampai tau jika kue itu tidak sampai ditangan Novan.

"Kenapa yah ada yang bisa aku bantu lagi?"

"Ohh ngga kok, aku cuman mau kasih ini ke kakak." Nara melirik paper bag berwarna biru yang tersodorkan padanya.

"Buat aku? Apa buat Novan?"

"Buat Kak Nara, aku kasih ini sebagai bentuk terima kasih karena kakak udah mau bantuin aku kemarin."

Rasa bersalah Nara semakin menjadi, bagaimana mungkin dia bisa menerima pemberian gadis ini disaat sebenarnya kue itu saja sama sekali tidak dimakan Novan. Tapi menolak pemberian ini juga sama seperti tidak menghargai niat tulus gadis ini.

"Ya ampun ngga usah repot – repot, lagian kemarin itu hal kecil kok."

"Ngga kak, kalo Kak Nara ngga bantuin aku kemarin, kue nya kan ngga mungkin sampe ditangan Kak Novan. Kak Novan suka dengan kue nya kan kak?"

"Ohh itu—"

Nara harus jawab apa, tidak mungkin kan dia terus terang, tapi membohongi gadis ini, Nara juga tidak tega, "I-iya, dia suka kuenya. Dia suka kue buatan kamu."

Karenina tersenyum begitu lebarnya. Nara bisa melihat kebahagiaan gadis itu setelah mendengar apa yang dikatakan. Jika seperti ini Nara rasanya ingin memukuli Novan karena tega sekali pemuda itu bahkan tidak mencicipinya sedikit pun, tapi bagaimana semuanya juga sudah terjadi. Yang tersisa hanya rasa bersalah Kanara yang ntah bagaimana caranya dia menghilangkan rasa bersalah ini yang walaupun sebenarnya bukan kesalahan dia sepenuhnya.

Kalo dia ketemu Novan, ingatkan dia untuk menghajar pria tidak punya hati itu.

"Kalo gitu terima yah kak, ini beneran bentuk terima kasih aku sama kakak." Nara tersenyum kecil lalu mengambil paper bag itu.

"Makasih yah, aku beneran ngga enak soalnya itu bukan hal besar dan ngga seharusnya kamu ngasih ginian segala."

"Gapapa kok kak, lagian itu juga ngga seberapa dibandingin bantuan Kak Nara. Sekali lagi aku makasih yah kak."

"Iya sama – sama." Nara beneran, kamu keterlaluan membohongi gadis tulus seperti dia. Tapi Kanara juga tidak punya pilihan.

"Yaudah aku permisi yah kak, semoga Kak Nara suka sama apa yang aku kasih."

"Pasti, pasti aku suka. Makasih yah."

"Okey kak, bye Kak Nara."

"Ohh iya bye, ohh tunggu aku belum tau nama kamu."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang