Bab 28 : Siapa yang perlu bertanggung jawab

187 20 4
                                    

—destiny, tell me—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—destiny, tell me—

Nara menggeliat pelan, merasakan bahwa waktu sudah berubah pagi hari dengan bagaimananya udara berubah menjadi sedikit dingin. Dia membuka matanya perlahan, lalu tersadar bahwa dia benar – benar tertidur. Dia masih mengingat apa yang terjadi semalam, dan itu benar - benar terasa seperti mimpi buruk baginya. Dia bahkan mengingat bagaimana dia bisa berakhir tertidur di kamar ini.

Nara perlahan beranjak dari kasurnya karena dia harus bersiap untuk pergi menemui dosennya. Saat dia keluar dari kamarnya, dia mendapati Naren tengah tertidur di sofa, dengan setelan yang ia kenakan semalam. Naren benar – benar tampak menakutkan semalam, dia bahkan tidak mengerti apa yang terjadi dengan Naren. Tapi melihat pria itu masih disini tertidur tanpa mengganti pakaiannya bahkan tanpa selimut sama sekali, sepertinya Naren ingin memastikan bahwa dia baik – baik saja, mungkin juga Naren menyadari kesalahan fatalnya semalam.

Nara mendekat kearah Naren menatap pria itu yang tampak tidur dengan tenang. Nara mengambil selimut dari kamarnya lalu mulai menyelimuti tubuh Naren. Dia terduduk didepan Naren lalu menatap pria itu. Dia tidak tau apa yang sebelumnya Naren alami hingga membuat pria itu melakukan hal itu semalam. Dia tidak tau, apa Naren benar – benar sadar melakukan semuanya atau tidak.

Ntah mengapa Nara merasakan bahwa Naren tengah mengalami hal yang berat, dia bisa mendengar itu dari deru nafas Naren yang tidak terlalu teratur. Pria ini seolah baru saja menghadapi masalah yang tidak pernah ia alami sebelumnya, hanya saja Nara tidak bisa menebaknya itu apa. Dan jika benar, apa Naren tidak bersedia untuk berbagi dengannya meski hanya sedikit?

Naren perlahan membuka matanya dan dia mendapati Nara yang tengah menatapnya dengan tatapan yang cukup membuat hati Naren sakit. Meski Naren hampir melakukan kesalahan fatal itu, dia masih bisa melihat bahwa Nara tengah mengkhawatirkan kondisinya sekarang.

"Selamat pagi Ren." Sapa Nara hangat bahkan gadis itu sampai menarik sudut bibirnya meski tipis.

"Ra, aku minta maaf."

Nara tersenyum getir lalu mengusap wajah Naren dengan lembut, "Lupain aja yah, aku tau kok kamu pasti ngga bermaksud Ren. Aku juga bakal lupain semuanya."

Naren menggeleng seraya menyentuh tangan Nara , "Ngga, tadi malem aku bener – bener keterlaluan Ra. Aku bahkan ngga pantes untuk kamu maafin."

Nara tetap berusaha tenang, gadis itu bahkan kini menggenggam tangan Naren dengan lembut, "Ren aku minta kita lupain semuanya yah, kita anggap semalam itu ngga pernah terjadi dan aku udah maafin kamu Ren, aku tau kamu pasti bener – bener ngerasa bersalah, dan bagi aku itu aja cukup."

Naren mengusap pipi Nara pelan lalu beranjak duduk dan memeluk gadis itu. Nara lantas balik memeluk tubuh Naren. Naren mendaratkan kepalanya di bahu Nara sementara Nara mengusap pelan kepala Naren dengan lembut, "Aku minta maaf."

"Udah yah, aku baik – baik aja kok."

Naren menggeleng, "Bukan maaf untuk itu Ra, untuk semua hal yang aku sembunyikan sekarang, aku minta maaf." Kata Naren yang hanya mampu ia katakan dalam hatinya.

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang