Bab 25 : Ini Perihal Takdir

160 22 8
                                    

— destiny, tell me —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— destiny, tell me —

Akhirnya Keisya bisa keluar dari ruangan dosennya, setelah dia menerima banyak kritikan lebih tepatnya wejangan sih, alasannya karena revisian skripsi dia terlalu banyak, bahkan 80%. Bagaimana tidak, Keisya saja tidak ingat bagaimana dia mengerjakan semuanya.

Benar, sejak Narendra masuk ke dalam kehidupannya, Keisya seolah kehilangan fokusnya seketika. Seolah seluruh fokusnya di ambil oleh sosok yang tanpa permisi masuk begitu saja dalam kehidupannya.

Bagaimana mungkin, seorang Keisya yang sejak awal selalu sendirian, bahkan tak jarang dia acuh pada dirinya, seketika seperti ada seseorang yang mengatakan bahwa dia berharga. Narendra, bisa tidak dia enyah dari pikirannya sekarang.

Keisya memilih kantin tempat ia datangi selanjutnya karena perutnya sudah mendemo sejak tadi. Sebenarnya Keisya sudah sangat-sangat kelaparan sejak di ruangan tapi tidak mungkin jika tiba-tiba ijin keluar karena cacing-cacing diperutnya yang mendemo.

Sudahlah, sekarang akhirnya dia memiliki waktu untuk pergi ke kantin. Alasannya dia memilih kantin utama karena dia yakin di kantin fakultas akan sangat ramai terlebih lagi pasti dia tidak sengaja melihat Narendra, orang yang ingin ia enyahkan dalam pikirannya.

Tapi, agaknya keberuntungan tidak berpihak padanya sekarang. Lihat, pemuda itu ada di tempat yang sama, tengah tertawa begitu bahagianya tentu bersama seseorang yang sudah Keisya tau, dia pemilik hati sebenarnya seorang Narendra. Bagaimana cara Narendra menatap gadis itu, bagaimana tawanya seorang Narendra, Keisya tau sebesar apa rasa cinta seorang Narendra.

Jadi, bisa-bisanya Keisya berharap akan ada keajaiban yang membuat Narendra berakhir berpaling lalu mencintai dia.

Keisya menggeleng cepat, dia memilih masuk ke dalam antrian namun saat dia mengalihkan pandangannya dia tidak sengaja melihat sosok yang berdiri tak jauh dari keberadaan Narendra. Keisya terdiam memperhatikan kenapa tidak ada pergerakan apapun, bahkan seolah pemuda itu mendadak ragu apa ia harus melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kantin atau tidak.

Keisya mengerjapkan matanya mengikuti arah pandangan seorang Novan, dan dia terdiam. Keisya semakin dibuat bingung dimana Novan malah berputar arah dan berjalan menjauh dari arah kantin.  Apa alasan Novan memilih pergi begitu saja.

Sudahlah, Keisya itu bukan urusan kamu. Ingat persoalan Narendra saja belum selesai. Keisya memilih jus alpukat untuk mengisi rasa laparnya, dia tidak mau makan makanan yang berat lagipula ntah kenapa indra penciumannya agak sensitif. Mencium banyak aroma di kantin benar-benar membuat kepalanya pening dan mendadak merasa agak mual.

Karena itu Keisya memilih pergi dari Kantin dan terduduk di taman fakultasnya. Dia meminum jusnya lalu menghela nafas dengan berat. Dia benar-benar tersiksa dengan Narendra, kenapa juga dia benar-benar tidak bisa menyingkirkan pemuda itu dalam pikirannya.

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang