Hai readerku :) salam kenal
[COMPLETE]
Kisah 4 orang ntah bagaimana caranya semesta mempertemukan keempatnya dalam permasalahan yang melibatkan keempatnya. Membuat keduanya saling melindungi satu sama lain, namun tanpa sadar menyakiti satu sama lain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—destiny, tell me—
"Humm pantesan bangun tidur aku nyium bau yang enak ternyata sumbernya dari sini," kata Kanara seraya merengkuh tubuh Naren dari belakang, membuat Naren tersenyum sesaat pada Nara sebelum menaruh hasil masakannya di piring, lalu melepaskan rengkuhan Nara dan memeluk gadis itu balik.
Dia mengecup kening Nara singkat, "Good morning, tidur kamu nyenyak."
Nara tersenyum lalu balik mengecup pipi kanan Naren, "Good morning too, cukup nyenyak tapi aku bangun dalam keadaan sangat baik."
"Karena ada aku?"
"Humm bisa jadi."
Naren tertawa, mengusak rambut Nara pelan lalu mengecup kening Nara sekali lagi, sebelum ia menyuruh Nara untuk pergi mencuci mukanya sementara dia menyiapkan meja.
Nara memegang pipinya seraya menatap pantulan dirinya di kaca. Dia dan Naren belum resmi menikah, tapi kenapa ini serasa seperti simulasi menjadi sepasang suami istri. Apa mungkin nanti setelah dia menikah dengan Naren, setiap pagi dia akan merasakan kebahagiaan itu selamanya.
Dia tidak bisa membayangkan akan seindah apa kehidupan pernikahannya nanti, Naren yang selalu berusaha membuatkan dia sarapan, menghujaminya dengan kecupan pagi yang membuat hatinya menghangat.
Dia mulai menikmati sarapan sederhana yang Naren siapkan untuknya. Sesekali dia menatap Naren sedikit lebih intens saat pemuda itu asik bercerita. Selalu ada cerita dari Naren, itulah kenapa mereka tetap baik-baik saja sekalipun mereka sering membatalkan janji temu tiba-tiba.
Karena esoknya Naren pasti selalu berusaha membuat dia bahagia, selalu berusaha membuat Nara mengenyahkan asumsi-asumsi negatif yang sebelumnya ia buat. Karena pada akhirnya Naren tetap bersamanya, pria itu tetap miliknya, tetap dia yang akan Naren temui setelah lelaki itu terbangun dari tidurnya, tetap dia yang Naren buatkan sarapan.
Jadi kenapa Nara harus meragukan Naren disaat Naren terus berusaha memperlakukan dia layaknya seorang ratu, padahal saat ini status dia hanyalah seorang kekasih yang naik tingkat menjadi tunangan walaupun belum benar-benar resmi.
"Hey, are you okay?" Pernyataan Naren dengan menyentuh tangan Nara pelan membuat Nara kembali pada kesadarannya. Ia tersenyum menatap Naren seraya mengangguk.
"Aku baik-baik aja, aku cuman heran kenapa bisa orang seganteng ini naksirnya sama aku yang gini-gini aja?"
"Pertanyaan aneh macam apa itu. Kamu ngga seharusnya mempertanyakan hal itu Ra, ngga ada hal yang perlu kamu raguin dari diri kamu sendiri."
"Ya tetap aja Ren, kamu itu nyaris sempurna, mungkin banyak orang yang jelas tergila-gila sama kamu. Kamu bahkan mungkin selalu dibilang aneh karena memilih perempuan kaya aku dibandingkan perempuan-perempuan diluar sana yang mungkin mirip miss universe."
"Hahahaha apa? Miss universe?"
"Maksudnya tuh lebih cantik, lebih segala-galanya dari aku."
Naren tersenyum lembut lalu menggenggam tangan Nara, membuat Nara terdiam, "Mau sampai kapan kamu meragukan diri kamu sendiri? Aku bahkan ngga pernah ngeraguin kamu sedikitpun Ra."