Bab 38 : Golden Moment

166 27 6
                                    


— destiny, tell me —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— destiny, tell me —

Nara terbangun dari tidurnya dalam keadaan setengah terkejut. Pasalnya dia baru ingat bahwa kemarin dia sudah janji akan menemani ibunya ke pasar. Tapi sekarang jam 7 lebih 15 menit, Nara baru terbangun.

"Bu, maaf Ra lupaaa.." ucapan dia terhenti saat ia berlari ke dapur, yg ia lihat justru Naren yang tengah membantu ibunya menyusun beberapa bahan kue yang nantinya akan dibawa ibu ke toko.

Sejujurnya dia masih merasa canggung dengan Naren, perdebatan semalam masih teringat jelas di pikirannya. Tapi, tidak mungkin dia mendadak berubah sikap pada Naren didepan ibunya kan, bisa-bisa ibunya curiga. Lalu mereka akan menjawab jika semalam mereka berdebat karena seorang Novando?

Lagipula aneh juga kenapa harus ada Novando diantara mereka berdua, padahal Novan tidak tau apapun.

"Iya udah gapapa ibu ngerti kamu lagi halangan kan makannya tidurnya pules banget. Ibu juga tadinya mau ajak kamu kok Ra, cuman ibu ngga tega eh malah pas ibu mau ke grosir, Naren datang, yaudah ibu teh jadinya pergi bareng nak Naren." Jelas Dinar, membuat Nara refleks melirik Naren lalu mengalihkan pandangannya segera.

"Tante ini Naren bawa ke mobil yah, nanti Naren anter tante ke toko."

"Ehh ngga usah Ren, tante nanti nyuruh mang ari aja ojek langganan tante buat jemput tante ke rumah sekalian bawain barang-barangnya."

"Udah tante gapapa, mumpung Naren disini kan, lagian bantuin calon ibu mertua kan pahala juga."

Seolah Naren tau bagaimana ekspresi Nara sekarang, pria itu sengaja tersenyum menggoda Dinar sekaligus Nara yang tampak kikuk karena tidak tau harus berbuat apa. Tapi, pipinya mendadak terasa panas saat Naren mengucapkan kalimat itu seenak jidat.

"Kamu nih aya-aya wae ah, yasudah kalo kamu maksa. Tapi ini teh gapapa, bukannya kamu kesini teh mau pergi sama Nara?"

Naren refleks melirik kearah Nara, begitupun Nara, "kayanya Nara lagi ngga mood Naren ajak main tan."

"Ehh ngga yah!"

"Kirain, soalnya muka kamu kaya ngga seneng gitu aku dateng."

"Ehh ngga loh yah Ren."

Dinar menghela nafas sebentar, "Kalian teh kenapa, lagi berantem?"

"Ngga kok bu, emang dasar Narennya aja yang main asik nyimpulin sendiri. Udah sana anter ibu, aku siap-siap disini, biar kamu kesini aku udah siap."

"Emang aku mau ngajak kamu keluar?"

"Ren!!"

Naren tersenyum pelan lalu mengangkat salah satu kardus yang ia bawa ke mobilnya. Meninggalkan Nara yang tidak percaya Naren bisa-bisanya meninggalkan dia begitu saja.

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang