Bab 22 : Kenyataan Yang Menampar

167 18 1
                                    

Baru kali ini Nara tergugah dari tidurnya dalam keadaan sangat baik, tidak, bahkan dia merasa dia tidur sangat nyenyak saking nyenyaknya dia sama sekali tidak bermimpi apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru kali ini Nara tergugah dari tidurnya dalam keadaan sangat baik, tidak, bahkan dia merasa dia tidur sangat nyenyak saking nyenyaknya dia sama sekali tidak bermimpi apapun. Dia menatap jari manisnya seraya tersenyum. Sekarang jari manisnya itu tampak berbeda, dia tidak percaya bahwa sekarang statusnya adalah tunangan seseorang. Ya walaupun belum secara resmi karena ayah, ibu bahkan kakaknya belum tau itu, tapi ia tetap masih tidak percaya bahwa semalam Naren benar-benar melamarnya.

Nara turun dari kamarnya menuju meja makan. Dia bisa melihat kakaknya tengah sibuk dengan wajan didepannya.

"Good morning mas meghan yang paling ganteng." Sapanya lalu menarik salah satu kursi untuk ia duduki sembari meminum segelas air putih.

"Tumben banget kamu udah bangun." Alih-alih menjawab selamat pagi juga, abangnya malah tidak menoleh sama sekali.

"Bagus dong kalo Ra bangun pagi. Mas gimana sih, giliran adeknya bangun pagi malah diprotes."

"Iya deh iya." Meghan mematikan kompornya lalu menaruh nasi gorengnya ke dalam dua piring dan ia sajikan ke meja makan, membuat mata Nara berbinar seketika. Jangan pernah meragukan masakan mas meghan, karena menurutnya mas meghan tidak pernah sekalipun gagal dalam memasak.

"Wahh nasi goreng , tau aja nih adeknya pengen sarapan nasi goreng. By the way mas telor mat.. assa, emang deh mas adalah abang terbaik." puji Nara bahkan gadis itu mengacungkan dua jempol sekaligus. Sementara Meghan ikut duduk didepan Nara dan meneguk segelas air putih.

Nara mulai menikmati sarapannya. Namun, dia merasa aneh, apa mas nya tadi tidak sadar bahwa ada yang berbeda dari salah satu jarinya. Padahal saat Nara mengacungkan dua jempol tadi, sebisa mungkin Nara sengaja menunjukkannya. Tapi, melihat reaksi Meghan sekarang, seolah apa yang Nara maksud tidak ditangkap baik oleh sang kakak.

Nara mendengus pelan lalu kembali menikmati sarapannya. Tapi, dia tidak menyerah dia mencoba sekali lagi dengan meminta tolong diambilkan kerupuk yang di kaleng dekat Meghan. Dia sengaja mengacungkan tangannya lagi berharap kali ini Meghan menangkap maksudnya, tapi sepertinya dia lagi-lagi gagal.

Hah sudahlah.

"Mas!"

"Heumm?"

"Mas apa ngga ngerasa ada yang aneh dari aku?"

"Aneh apaan, perasaan kamu saja aja kaya kemaren - kemaren."

"Mas Meghan ih coba perhatiin, ada yang beda loh dari aku."

Meghan mengamati wajah Nara lalu ia menggeleng dan melanjutkan sarapannya. "Mas, lihat ada sesuatu yang baru dari tangan aku loh!"

Meghan menyuapkan nasi goreng itu dengan tenang, bahkan dia melirik saja tidak, "so?"

"Mas lihat dulu!"

"Iya udah tau. Tanpa kamu sengaja nunjukkin ke mas juga mas udah tau Ra."

"Terus mas ngga ada tanya gitu itu darimana, itu maksudnya apa?"

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang