Bab 36 : Kenyataan Terburuk

167 22 8
                                    

"Makasih yah van, gue ngga tau harus bales semua kebaikan lo gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih yah van, gue ngga tau harus bales semua kebaikan lo gimana."

"Udahlah gue kan cuman melakukan tugas sesama manusia aja." Keisya hanya tersenyum, lalu membuka mengambil belanjaannya namun lagi – lagi Novan lebih dulu mengambilnya.

"Van."

"Kan gue bilang, kalo ada gue kenapa mesti lo."

"Ya tapi kan itu semua belanjaan gue Novando."

"Yaudah gue bantuin bawa ke atas. Lagian emang lo ngga akan nawarin gue minum apa?"

"Ehh ngga gitu."

Novando hanya tersenyum lalu pergi lebih dulu membawa belanjaan Keisya. Dan lagi – lagi Keisya hanya membiarkannya lagipula belanjaan dia cukup berat. Dia sama sekali belum mengerti apa yang tengah Novan lakukan sekarang, tapi dia cukup bersyukur Novan ada disini sekarang. Setidaknya Novan bisa membuat dia sedikit lebih baik setelah mengetahui dimana Narendra sekarang.

"Ehh Kei bentar yah hp gue bunyi nih."

Novan menaruh plastik belanjaanya tepat didepan pintu apartement Keisya. Saat Keisya hendak mengambilnya,  Novan kembali.

"Sorry banget tapi kaya gue harus pergi, gue tiba – tiba ada urusan penting, gapapa kan?"

"Kenapa mesti tanya gue, ya gapapa lah. Gue malah makasih banget buat seharian ini, gue sampe ngga tau harus gimana caranya gue berterima kasih sama lo."

"Cukup lo bahagia aja, jangan keseringan ngelamun dan lo harus tau, lo ngga sendiri." Novan tersenyum lalu melambai, "Bye nanti kalo lo mau pindahan lo kabarin gue aja yah, nanti gue bantu."

Belum Keisya menjawab ucapan Novan, pemuda itu sudah menghilang masuk ke dalam lift. Sudahlah dia akan pikirkan nanti soal ucapan Novan, lagipula bisa saja Novan tidak serius. Keisya mencoba membawa beberapa belanjaannya dan ternyata cukup berat. Tapi biasanya Keisya sanggup membawanya, tapi hari ini anehnya dia tidak sanggup.

Apa karena dia tengah hamil , karena itu berpergian seharian ini membuat tubuhnya merasa lemas tiba – tiba. Setelah memasukkan kata sandi apartementnya, membawa plastik belanjaannya dengan menyeretnya, tubuh Keisya mendadak semakin terasa lemas.

Mata dia kunang – kunang, dan perut dia terasa sakit begitu hebat. Keisya hendak menutup pintu apartementnya namun naasnya dia terjatuh lebih dulu sebelum berhasil menutup pintunya. Dia merasakan kesakitan yang begitu luar biasa, dia butuh Narendra sekarang. dengan sisa tenaga yang ia punya, Keisya mencoba mengambil ponsel yang ada ditasnya.

Saat mencoba memasukkan kata sandinya, Keisya mengerang kesakitan. Siapapun tolong Keisya sekarang, untuk seketika dia berharap Novan belum pergi, setidaknya Novan yang bisa menolongnya sekarang.

"Astaga Keisya lo kenapa?"

Keisya mendengar suara seseorang memanggil namanya, dia mencoba mengeceknya dan ternyata Ghea. "Kei, lo berdarah."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang