Bab 47 : Mana Pilihan Terbaik

147 25 16
                                    

- destiny, tell me -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- destiny, tell me -

Novan tidak bisa tertidur semalaman, selain pikiran dia penuh, dia juga tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Dia menatap Keisya yang masih tertidur lalu menghembuskan nafas pelan. Sepertinya dia perlu mengisi perutnya, dia berharap kantin rumah sakit sudah buka jam segini.

Novan keluar dari ruangan secara perlahan sebisa mungkin tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Keisya, namun tanpa Novan ketahui, Keisya juga tidak bisa tertidur sama sekali. Setelah Novan keluar, Keisya baru berani menatap Novan yang tengah membelakanginya.

Keisya tidak percaya kenapa semuanya bisa menjadi seperti ini, bagaimana mungkin Kanara berpikir bahwa ini semua disebabkan oleh Novan.

Novan menutup pintu secara perlahan lalu terkejut saat membalikkan badan, Nara baru saja datang. Sejujurnya dia masih ingat bagaimana cara Nara menatapnya tadi malam. Meski tidak seperti semalam, Nara tetap saja menatapnya dengan tatapan dingin.

"Ra," panggil Novan pelan. Kanara berdehem pelan tanpa mengubah ekspresinya sama sekali.

"Gue kesini bawain Keisya sarapan sekaligus gantiin lo. Mending lo pulang, gue lihat kayanya lo ngga tidur sama sekali. Biar gue disini gantian jagain Keisya."

"Ra, soal semalem..."

"Soal gue yang bilang kalo gue suka sam-"

Nara berdehem membuat Novan menghentikan ucapannya. Gadis itu menghela nafas pelan, "Lupain aja, gue anggap lo ngga pernah bilang apapun."

"Gue serius Ra. Gue selama ini suka sama lo."

"Gue bilang gue ngga akan pernah nganggap kejadian semalem itu pernah terjadi. Mending lo pulang deh Van, lo ngga tidur makannya omongannya lo ngaco." ucap Nara bahkan gadis itu tidak melirik Novan sama sekali.

Novan menahan nafasnya, "Terserah lo mau nganggap semalem itu ngga pernah terjadi, tapi kenyataannya gue emang suka sama lo, lebih dari seorang sahabat."

Nara meremat gagang pintu yang ia pegang, lalu menahan nafasnya berusaha menahan perasaannya mendadak tak karuan saat mendengar ucapan Novan. "Selama belasan tahun gue berusaha untuk melihat lo sama seperti lo melihat gue, tapi kenyataan gue sayang sama lo Kanara, gue gagal untuk menganggap lo sekedar sahabat gue sendiri."

"Cukup..."

"Lo boleh benci sama gue Ra."

"Cukup Van.."

"Tapi jangan pernah suruh gue untuk berhenti suka sama lo, karena gue juga ngga tau gimana caranya."

"CUKUP NOVANDO, GUE BILANG CUKUP."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang