Bab 48 : Kenangan yang Tertinggal

145 24 7
                                    

Guys jangan lupa vote dan comment yah, ternyata vote dan comment itu ngaruh banget buat aku yang jadi semangat buat selesain wp ini, lagipula ngga salahkan kalian memberikan sedikit apresiasi karena aku udah berusaha buat nyelesain wp ini kan?

Hehe, selamat membaca guys :)

.

— destiny, tell me —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— destiny, tell me —

Nara baru selesai bimbingan dengan dosennya. Hasil bimbingan hari ini cukup memuaskan, apalagi setelah dosennya bilang jika Nara hanya perlu 3 kali lagi melakukan bimbingan sebelum akhirnya gadis itu bisa sidang.

Nara tidak menyangka akhirnya dia bisa menyelesaikan pendidikan sarjananya. Dia kira, Nara tidak bisa melakukannya sampai akhir mengingat bagaimana Nara kesulitan memahami setiap mata kuliahnya. Namun ternyata cita-cita dia sebagai seorang arsitek sebentar lagi akan tercapai.

Nara pergi menuju lift untuk turun menuju kantin karena perut dia sedari tadi berbunyi. Dia menunggu lift terbuka sembari mengecek ponselnya. Naren belum memberi kabar sejak pemuda itu mengabarinya jika dia harus pergi ke Kalimantan untuk mengurusi cabang perusahaan milik keluarganya disana.

Nara sebenarnya merindukan Naren tapi Nara mencoba untuk menahannya, dia tidak mau mengganggu, dia yakin Naren sangat sibuk disana. Nara menaruh ponselnya saat lift didepannya terbuka lalu terdiam saat melihat siapa yang muncul.

Terakhir mereka bertemu itu 1 minggu lalu, dan seminggu kemudian mereka bertemu disini. Tidak heran sekuat apa Nara menghindar, pada akhirnya mereka akan bertemu mengingat keduanya satu jurusan.

"Ngga masuk Ra?"

"Ngga usah, gue naik lift berikutnya."

"Biar gue aja yang keluar, lo ngga perlu susah payah ngehindarin gue. Gue akan berusaha buat ngga muncul di hadapan lo lagi." Setelah mengatakan itu Novan pergi meninggalkan Nara yang terdiam menatap punggung Novan yang menjauh.

"Gue mau lo jelasin semuanya Van, soal Keisya. Setelah gue denger semua penjelasannya — gue akan ngehindarin lo lagi."

Novan terdiam, dia tidak berbalik sama sekali, "Gue ngga bisa jelasin apapun Ra."

"Kenapa? Lo mau rahasiain semuanya dari gue?"

"Karena bukan gue seharusnya ngejelasin semuanya tapi Naren."

Novan terdiam, "Gue menghargai Keisya. Gue bakal jelasin semuanya kalo Keisya udah jelasin ke lo."

Nara menghela nafas pelan, "Gue cuman ngga nyangka lo bisa ngelakuin itu. Gue kenal lo Van, gue tau lo ngga mungkin ngelakuin itu semua."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang