Bab 54 : Keberuntungan Kanara

132 21 7
                                    

—— destiny, tell me ——

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—— destiny, tell me ——

Sejujurnya Nara masih enggan bertemu dengan Naren sekarang. Tapi sejauh apapun ia menghindar pada akhirnya Nara akan berakhir bertemu dengan Naren mengingat mereka satu kampus. Sama seperti sekarang.

Disinilah mereka, dalam mobil Naren. Baik Nara atau Naren tidak ada yang membuka suara. Tapi bukankah seharusnya Naren yang berinisiatif membuka suara lebih dulu. Karena sekarang seharuusnya Nara mendapatkan penjelasan bukan.

Nara menghembuskan nafas kasar, "Kamu mau diem sampai kapan ren?" Nara mendecih pelan, "Udahlah, kamu juga ngga berniat menjelaskan apapun sama aku kan? selamnaya kamu cuman mau aku jadi orang bodoh disini kan, berpikir semuanya baik-baik saja padahal banyak hal yang berubah diantara kita."

Naren menahan nafasnya, "Aku—aku ngga tau harus jelasin darimana ra. Tapi, apapun itu, ini ngga seperti yang kamu kira. Aku ngga berniat mengkhianati kamu sedikitpun."

"Ini semua bahkan diluar dugaan aku. Aku bhakan ngga inget malem dimana aku sama Keisya mungkin—"

"Stop ren, aku ngga mau denger ceritaya. Hati aku sakit ren walaupun aku cuman membayangkan kamu dan Keisya—" Nara tidak sanggup meneruskan ucapannya sendiri. Dalam pikirannya seketika muncul bayangan Naren dan Keisya melakukan hubugan terlarang itu. Baru ilusi saja sudah membuat dada Nara terasa sesak, hatinya benar - benar sangat terluka.

"Semaleman aku mikir Ren, aku punya salah apa sama kamu sampai kamu setega itu mengkhianatiku. Aku mencoba mencari alasan yang tepat tapi aku ngga tau Ren. Aku punya salah apa Ren, sampai kamu tega melakukan itu semua." Nara menundukkan kepalanya, hatinya benar - benar terasa pengap. Dia tidak pernah merasakan sehancur ini bahkan mungkin kejadian di masa lalu tidak membuat hatinya sepengap ini.

"Ini semua diluar kesadaran aku Ra, bahkan aku belum yakin itu anak aku atau bukan."

"Aku dalam keadaan mabuk, dan sampai sekarang aku bahkan ngga inget apapun. Ra, aku mohon kamu percaya sama aku, ini semua ngga seperti yang kamu pikirkan. Aku ngga berniat mengkhianati kamu sedikitpun ra." Naren sangat memohon dia mencoba menyentuh tangan Nara, namun gadis itu lebih dulu menarik tangannya.

"Aku bahkan ngga tau yang kamu katakan sekarang itu jujur atau ngga. Aku bahkan ngga bisa bedain kamu lagi bohong atau jujur."

"Ra tapi--"

Nara masih terisak, namun dia tiba - tiba menyeringai pelan setelah mengingat sesuatu, "Ohh sekarang aku ngerti kenapa waktu itu kamu ngga setuju aku jodohin Keisya dan Novan, ya karena kamu sama keisya punya hubungan yakan?"

"Ra sungguh aku ngga berniat--"

"Diem kamu ren! aku ngga akan percaya lagi sama semua yang kamu bilang sekarang. Aku bahkan ngga tau harus percaya sama siapa sekarang ren."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang