Bab 16 : Takdir Mereka

189 22 1
                                    

Meghan mengecek arlojinya, sial dia hampir terlambat masuk kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meghan mengecek arlojinya, sial dia hampir terlambat masuk kantor. Tidak lucu kan ini hari kedua dia menjadi seorang karyawan baru tapi sudah telat. Aneh juga kenapa bisa-bisanya dia tidak mendengar suara alarmnya sama sekali.

"Astaga!!" Pekiknya saat hendak terduduk untuk mengenakan sepatu. Keberadaan Naren yang ada di pantry membuat Meghan hampir melempar sepatunya. "Lo ngapain Narendra?"

Yang ditanya malah senyum seorang tidak berdosa, "Pagi bang Meghan, berangkat kerja bang?"

"Ya lo liat sendiri." Meghan melanjutkan untuk mengenakan sepatu, "Gue tanya lo ngapain disini sepagi ini lagi?"

"Hehe mau nyiapin sarapan buat Nara. Ehh sorry yah bang main masuk aja, tadinya kalo mencet bel takut Nara kebangun ga jadi surprise dong ntarnya."

"Ya tapi ini tuh masih jam 6 Narendra! Nara juga ga mungkin bangun jam segini."

"Gapapa bang, justru bagus dong."

"Terserah lo deh. Yaudah gue berangkat, awas ya lo jangan macem-macem!"

"Yaelah bang, Naren sama adek abang pacaran berapa lama sih."

"Yaudah deh terserah, bye Ren."

"Hati-hati bang Meghan, semangat kerjanya."

Setelah Meghan benar-benar pergi, Naren melanjutkan apa yang hendak ia lakukan. Kondisi mood Naren pagi ini sangat baik, bahkan dia tidak ingin kapan terakhir kali tidur senyenyak ini, bahkan dia bangun dalam keadaan dimana dia ingin berteriak pada dunia bahwa dia sangat bahagia.

Dia ingin melihat Nara segera saat dia membuka matanya. Dia ingin segera mendengar suara Nara, dia ingin menggenggam tangan gadis itu. Dia merasa kehidupan dia sudah kembali, sekarang dan selamanya tidak perlu adalagi yang harus Naren khawatirkan.

Karena selamanya, dunianya hanyalah tentang Kanara. Tidak akan adalagi yang mengganggu mereka berdua, tidak akan adalagi yang mungkin memisahkan mereka.

Naren hampir menyelesaikan menyiapkan sarapan terbaik untuk kekasihnya itu. Sudah lama juga Naren tidak melakukan ini apalagi sejak kejadian dia dan Keisya. Tapi karena sekarang semuanya selesai, dia ingin melakukan ini sebagai perayaan bahwa dia dan Kanara akan selamanya bersama.

Dan dia juga ingin memperlakukan kekasihnya itu bak tuan puteri. Dia ingin melihat Kanara tersenyum, karena dia tau sesuka apa Nara dengan masakannya. Naren tersenyum setelah berhasil menata meja makan dengan secantik mungkin. Naren yakin ini akan menjadi sarapan terbaik untuk Nara, dan gadis itu pasti akan tersenyum seharian.

"Kamu ngapain?"

Naren menoleh lalu tersenyum saat melihat Nara datang dengan piama beruangnya dan muka bantalnya dengan rambut dicepol asal. Meski begitu Nara tetaplah mempesona.

"Kamu nyiapin sarapan?" Dan Naren mengangguk. Dia menarik satu kursi. "Silahkan tuan puteri."

Nara tersipu mendengar Naren memanggilnya tuan puteri, "Apaan sih, kamu ngga liat muka aku bengkak gini, tuan puteri sebelah mananya coba."

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang