Hai readerku :) salam kenal
[COMPLETE]
Kisah 4 orang ntah bagaimana caranya semesta mempertemukan keempatnya dalam permasalahan yang melibatkan keempatnya. Membuat keduanya saling melindungi satu sama lain, namun tanpa sadar menyakiti satu sama lain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pikiran Naren sampai sekarang masih penuh, dia masih memikirkan respon dari pertanyaan isengnya 3 hari lalu. Padahal dia baru sekedar iseng belum serius, tapi jawaban Nara sudah seperti itu. Jadi, keputusan dia melamar Nara di hari anniversary mereka adalah keputusan yang salah, karena pada akhirnya Nara akan menolak lamarannya?
"Kalo lagi kusut tuh ngga usah kesini napa, bikin pikiran gue yang kusut gara - gara revisi makin kusut tau ngga!"
Naren tidak menggubris pemuda berkulit tan itu, dia memilih mengabaikannya lalu kembali pada laptopnya karena tujuan dia kesini juga untuk mengerjakan revisinya yang sudah ia anggurkan selama 3 hari karena seorang Kanara. Pikiran dia terlalu penuh karena Kanara untuk sekedar berpikir menyelesaikan revisiannya.
Naren menghela nafasnya kasar, lalu meneguk sisa americanonya. Gerakan Naren yang tiba - tiba membuat Aldo ikut mendengus lalu menatap temannya dengan tatapan tajam, "Mending lo cerita deh."
"Apa?"
"Yee lo butuh temen cerita kan? Karena lo ngga biasanya ngerjain revisian disini, kalo lo kesini artinya lo sedang butuh solusi."
"Ngga yakin gue."
"Lo ngeremehin gue?"
"Masalahnya lo aja jomblo Aldo!"
"Ya terus kalo jomblo, ngga mungkin bisa ngasih solusi gitu? Kenapa lagi? Soal Nara? Perasaan lo sama Nara baik - baik aja kan?"
Naren terdiam, lalu menggidikkan bahunya acuh, "Mungkin."
"Wait? Lo mulai bosen sama dia?"
Naren melempari tatapan tajamnya pada Aldo, "Lo kalo ngomong bisa dipikir dulu ngga."
"Ya kan kirain. Terus apa masalahnya?" tanya Aldo tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop di depannnya.
"Maksud gue, tadinya gue mau ngelamar Nara pas di tanggal anniversary kita bisa dibilang 2 hari lagi."
"Terus?"
Melihat Naren kembali menatapnya dengan dingin, lagi - lagi Aldo meminta maaf. "Sorry - sorry lanjutin."
"Tapi, kemaren gue iseng tanya misal gue lamar dia kira - kira apa tanggapan dia. Dan ternyata tanggapan dia, dia bilang kalo gue jangan ngelakuin itu."
"Dia bilang, dia ngga mau ngebebanin gue untuk sebuah janji yang ntah gue sendiri bakalan sanggup menuhin itu atau ngga, mengingat gue sama dia masih sama - sama muda. Dia ngga mau kalo gue terpaksa melabuhkan perasaan gue sama dia sepenuhnya disaat gue sebenarnya mungkin masih punya waktu untuk main - main."