Part 30

3.4K 130 3
                                        

Penerbangan selama satu jam lebih terasa begitu singkat karena aku terlalu sibuk mengagumi interior pesawat ini, untukku yang hanya orang biasa bisa punya kesempatan naik sebuah private jet sungguh sangat luar biasa sekali.

Setelah turun dari pesawat kami menaiki sebuah mobil mewah asal Jerman, kata mama tujuan kami adalah The Shoppes at Marina Bay Sands, sebuah mall yang ada di pusat hiburan terpadu Marina Bay Sands yang terkenal dengan deretan gerai brand mewah kalangan atas.

Aku pernah beberapa kali kemari untuk berbelanja jadi aku sudah tidak asing lagi dengan tempat ini, tapi ketika mama memasuki gerai Hermes napasku mendadak tercekat.

Mungkin saja mama akan membelikanku perlengkapan di sini, lagi pula harga sepatu dan aksesoris lainnya masih terbilang murah di sini dan masih bisa terjangkau dengan dompetku, kecuali tasnya, membayangkan berapa banyak nol yang tertera untuk sebuah tas Hermes membuat bulu kudukku merinding.

Tapi setelah hadiah mobil kemarin aku jadi pesimis mama hanya akan membelikanku sepatu dan aksesoris di sini, harga sebuah birkin ataupun kelly dengan kulit standar masih terlalu jauh untuk mengimbangi harga Lexus LM pemberian papa.

Kami dipersilahkan untuk masuk ke dalam ruang tunggu VIP, tak lama dua orang pegawai masuk dengan membawa satu tas birkin dan satu tas kelly, kedua tas itu memiliki kulit bertekstur bukan kulit biasa.

"coba sayang dilihat dulu tasnya," ucap mama ketika kedua tas itu sudah diletakkan di atas meja, "ini buat mama kan?" jujur aku tidak berani menyentuhnya, sebagai orang yang sering melakukan riset sebelum menulis aku tahu harga kedua tas ini dan harganya benar-benar tidak masuk diakal.

"ya buat kamu dong, buat seserahan nanti," jawab mama lalu mengambil tas kelly berwarna hitam dan menyerahkannya kepadaku, "coba kamu lihat di cermin," hal pertama yang kulakukan adalah melihat price tag nya.

Seratus dua puluh lima ribu dolar Singapura, kurs dolar singapura ke rupiah sekitar sebelas ribu lima ratus rupiah, jika disederhanakan anggap saja satu dolar Singapura seharga sepuluh ribu rupiah kemudian dikali seratus dua puluh lima ribu totalnya sudah mencapai satu miliar dua ratus lima puluh juta.

Oh My God!

"ma, anggaran mas Bara untuk pernikahan kami satu koma tujuh miliar ma dan harga tas ini lebih dari satu miliar," aku mengembalikan tas itu kepada mama, "itu anggaran untuk pesta di rumah kamu sayang, nggak termasuk seserahan ini, Bara nggak bilang ke kamu?"

Kugelengkan kepalaku pelan, "seserahan dan pesta di Jakarta nanti dari mama sama papa, Bara cuma beli mas kawin aja, jadi kamu nggak ada alasan untuk nolak ini, kalau begitu sekalian coba ini juga," mama malah menyerahkan kedua tas itu lalu menarikku ke arah cermin.

Tatapan mama tampak berbinar ketika aku mencoba kedua tas itu "cocok banget sama kamu," mama langsung memanggil salah satu pegawai dan mengatakan akan mengambil keduanya.

"ma, satu aja, jangan banyak-banyak," mama menyentuh lenganku dengan lembut "mama sudah bilang kan Ocha harus terbiasa dengan semua ini, kamu istri Barata Mahawira penerus Mahawira's Group,"

Aku tidak bisa berkata lagi dan sekarang aku hanya bisa duduk manis di sofa sembari menunggu mama selesai mengurus pembayaran kedua tas itu, tapi sepertinya aku salah yang ditunggu mama bukanlah proses pembayaran tapi proses pengeluaran produk selanjutnya.

Kini di hadapanku sudah ada beberapa model alas kaki, dari wedges, sneaker sampai sandal dan mama memintaku untuk memilih satu dari setiap model, harganya memang masih manusiawi tapi hatiku masih menjerit setelah menghabiskan lebih dari dua miliar hanya untuk dua buah tas.

Mama bahkan melengkapi seserahan itu dengan selimut, ikat pinggang, jam tangan bahkan satu set cangkir pun ada, mamaku yang sedang umroh saat ini pasti pingsan jika melihat struk belanja seseranku sekarang "ini mama belinya atas nama Ocha jadi nanti Ocha kalau mau beli-beli lagi biar bisa dapat prioritas,"

ARAH (The Journey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang