Part 11

2.1K 167 17
                                    

Aku sudah keluar dari rumah sakit tiga hari yang lalu tapi Bara tetap saja mengawasiku bahkan kini ada peraturan jika kamar yang kutempati tidak boleh dikunci dari dalam.

"kayaknya si Bara itu takut lo bunuh diri, kejadian yang terakhir kemaren kan lo ngurung di kamar mandi sampe pingsan, jadi ya wajar aja kalo si Bara jadi over protektif,"

Bukannya mendukungku Kalila malah mendukung Bara, dia tidak tahu saja rasanya selalu diawasi selama hampir dua puluh empat jam bahkan kini Bara pun masih mengawasiku yang sedang duduk santai di tepi kolam renang dari balkon lantai atas.

"gue nggak nyangka loh Cha seorang Barata Mahawira bentah ngintilin lo, nggak di rumah sakit nggak di rumah,"

"iya ya? Kalo dipikir udah berapa hari mas Bara nggak kerja?" sejak aku di rumah sakit sudah terhitung lima hari Bara tidak pergi bekerja.

"Bara kerja kali Cha, tapi kerjanya tiap lo udah tidur, gue tau ini dari tante sih, tante bilang Bara kerjanya dari jam sepuluh malam sampai jam lima pagi,"

"emang bisa gitu?" Kalila mengendikkan bahunya "kalopun nggak bisa ya dibisa-bisa in, demi lo apa sih yang enggak?" aku berdecak ketika mendengar nada menggoda dari ucapan Kalila "harus berapa kali gue bilangin sih kalo kita ini nggak ada hubungan apa-apa Kal, cuma teman aja,"

"lo masih denial banget sih Cha? Padahal semua yang dilakuin Bara selama ini kurang membuktikan apa lagi sih?"

"selama dia belum bilang secara langsung gue nggak mau berharap apa-apa, gue takut jatuh Kal, jatuh itu sakit dan gue nggak mau sakit lagi,"

"Ocha, Ocha,"

Tante Safira melangkah dengan terburu-buru menuju area kolam renang "ya ampun Cha liat ini,"

Aku menaikkan kakiku dari dalam kolam renang dan bangkit menghampiri tante Safira "ada apa tan?"

Tante Safira menyerahkan ponselnya kepadaku "coba kamu baca deh, viral banget ini,"

TERUNGKAP, Seorang produser rumah produksi ternama meminta jatah having sex untuk para penulis agar karyanya bisa difilm kan

Kututup mulutku dengan sebelah tangan setelah membaca judul berita disalah satu media online, di sana terpampang dengan jelas foto om Redi.

Ingatanku berputar ketika pertama kali aku bertemu dengan seorang freelancer baru di kantor ph, dia cantik bahkan sangat modis tetapi gaya penulisan dan bahasanya masih tidak tertata dengan rapi seperti yang jauh dari standar seorang freelancer yang dituntut untuk bisa mengeksplorasi sebuah ide secara maksimal.

Akupun juga ingat bagaimana tatapannya yang seakan-akan sedang menilaiku "ada apa?" Bara ternyata menghampiri kami dan mengambil ponsel yang masih kupegang "ya ampun Bara ternyata si tua bangka ini monster, kok bisa-bisanya dia beginikan anak orang, otaknya pasti ditaruh di selangkangan," aku mendengar gerutuan tante Safira.

"Cha?" usapan Bara dilenganku membuatku tersadar, kuraih tangan Bara "ak-ak-aku ngga-"

Bara mengulum senyum "saya percaya sama kamu,"

"Cha lo dijadiin objek fantasi seksual doang lo udah ngerasa diri lo kotor apa lagi sampai yang begini, udah gantung diri kali lo,"

"ya ampun Ocha nggak akan ada yang percaya kalo kamu jadi korban dia setelah apa yang kamu lakukan selama ini, ya ampun calon mantu tante memang terlalu polos,"

"ke kamar ya? Istirahat," aku hanya mengangguk dan mengikuti Bara yang merengkuh pinggang dan membawaku masuk ke dalam rumah meninggalkan Kalila dan tante Safira yang menatap kami dengan tatapan menggoda.

"saya ambilkan minum sebentar," Bara mendudukanku di atas ranjang dan pergi untuk mengambilkan segelas air, dengan tangan gemetar kuambil ponselku yang tergeletak di atas nakas.

Aku mencari berita tadi dan membuka kolom komentarnya.

Onyx10: eh penulis novel SENJA sering banget kan jadi freelancer di rumah produksi ini, apa jangan-jangan?

Melcan : wah kalo dia juga terlibat sayang banget padahal karyanya bagus semua.

Pipipo : nggak mungkin deh yang begini-begini ini pasti tulisannya masih acak adul tapi udah obsesi pengin naik layar.

Axelwu : siapa tau bener, lagian si penulis ini kan sering bilang kalo kerja sama mereka bonusnya itu banyak, jangan-jangan ya karena mau having sex.

Aku tersentak ketika ponsel yang kupegang diambil alih oleh Bara "untuk sementara hape kamu saya bawa,"

Dengan mata berkca-kaca aku menatap Bara, masalah yang kemarin saja belum selesai kini sudah muncul masalah baru lagi.

Bara meletakkan gelas di atas nakas dan berlutut di hadapanku "mereka cuma asal bicara jangan dimasukkan ke dalam hati oke?" air mata mulai mengalir di pipiku "kalau semua orang menganggap aku perempuan murahan gimana? Nanti nggak ada laki-laki yang mau sama aku mas,"

"ssshhh semua yang kamu pikirkan nggak akan pernah terjadi, saya bisa jamin itu,"

*****

Meskipun Bara sudah berulang kali meyakinkanku tapi tetap saja rasanya masih ada yang mengganjal di hatiku. Bahkan kini pintu kamarpun tidak boleh ditutup, kelakuan Barata Mahawira benar-benar membuat kepalaku semakin pening.

Kuraih remot tivi dan menyalakan benda layar datar itu, betapa terkejutnya aku ketika salah satu stasiun televisi menayangkan fotoku dan orang-orang yang bekerja di Adamas film tapi judul berita tersebut membuatku lebih terkejut lagi.

KONFERENSI PERS TIM KUASA HUKUM PENULIS ORISHA KHALFANI

Sejak kapan aku punya tim kuasa hukum?

"saya selaku ketua tim kuasa hukum mbak Orisha menegaskan jika klien kami bukan korban having sex bapak Redi Sudibyo melainkan korban penguntitan yang dilakukan oleh pak Redi Sudibyo, klien kami bahkan sudah melaporkan yang bersangkutan kepada pihak yang berwenang, selama ini bapak Redi Sudibyo sudah terbukti mengirimkan hadiah tanpa keterangan kepada klien kami, juga mengambil foto dari klien kami tanpa ijin dan yang paling terbaru bapak Redi Sudibyo mengirimkan pesan tak senonoh kepada klien kami dan menjadikan klien kami sebagai objek fantasi seksualnya, sehubungan dengan hal tesebut klien kami memilih untuk menindaknya secara hukum karena sudah melanggar privasi dari klien kami, kami di sini juga menegaskan siapapun yang memberi komentar negatif atas klien kami akan ditindak melalui jalur hukum, jadi tolong teman-teman semua dijaga jarinya, apa lagi klien kami ini murni tidak melakukan hal-hal seperti yang diberitakan,"

Kemarin-kemarin aku masih berpikir ucapan om Mahawira tentang tim kuasa hukum itu hanya satu orang saja yang akan mengurus kasusku tapi setelah melihat ini, yang benar saja lima orang pengacara kondang yang sering wara wiri di tivi kini menjadi tim kuasa hukumku?

'ya ampun Ocha lo sebenarnya terdampar di keluarga apa sih?'

ARAH (The Journey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang