21.Framed

36.3K 1.8K 15
                                    

Matheo mengumpat beberapa kali, melihat Richal yang tak kunjung diam, selalu meronta-ronta. Ia mendekat, lalu mencengkram pipi tirus Richal, "Huh, Arav sangat lama, bagaimana jika aku yang memulai?" smirk Matheo.

Richal semakin bergerak gelisah kala mendengar perkataan rival nya.

"Calm down. Aku bukan seperti Arav yang suka menyiksa terlebih dahulu, aku tau rasa sakitnya, jadi bagaimana jika aku langsung membunuh mu?" tanya Matheo, padahal ia sudah muak di Italia, karna panggilan dari Arav mengharuskan ia terbang ke Italia.

Matheo melepas lakban yang menutupi mulut Richal.

"akhh" ringis Richal, ia menatap tajam Matheo.

Matheo terkekeh, lalu memegang pundak Richal yang langsung di tepis oleh sang empu.

"Bagaimana?" ucap nya lagi.

"Brengsek!" Maki Richal.

Dahi Matheo mengerut, lalu berdiri, memasukkan tangan nya ke dalam saku celana, "Lalu, ku sebut apa diri mu?, dude?" sarkas Matheo.

Richal hanya diam, enggan menanggapi Matheo.

"Ah, ya!---" Matheo menjentikkan jari nya. "---Bagaimana jika kita bekerja sama" usul Matheo.

Alis Richal menyatu, merasa heran, "Maksud mu?" ketus Richal.

"Apalagi jika untuk menjatuhkan Arav, aku muak di perbudak" ucap Matheo membuat Richal terkejut.

"Kau ingin berkhianat?" kekeh Richal.

Alis Matheo naik sebelah, "Ya? Kenapa?, kau tak ingin bebas dari sini?" Smirk Matheo, membuat Richal terdiam.

"Hanya ada dua pilihan, mati di ruangan sialan ini, atau ikut diri ku" ucap Matheo, ia berlalu dari hadapan Richal.

"Tunggu!" cegah Richal, kala Matheo benar-benar pergi dari ruangan tersebut.

Matheo tak berbalik, ia menunggu perkataan Richal selanjutnya.

"Aku akan ikut bersama mu"

Ucapan Richal membuat Matheo ber-smirk.

"Nice, nanti malam aku akan menjemput mu" ucap Matheo dan ingin berjalan lagi, tapi Richal menahan nya.

"Aku mempunyai satu partner lagi"

***

"Richal hilang!, aku tidak tahu dia dimana..."

Ucapan dari seseorang melewati telepon itu, cukup membuat Arav terkejut, ia bangkit dari kursi nya dengan kepalan tangan.

"Bagaimana bisa?!!" tekan nya.

"I don't know, aku juga harus pulang ke Amerika"

"Ck!, yasudah, hati-hati" pesan Arav, ia mematikan sambungan panggilan itu. Lalu duduk dengan wajah yang frustasi. Bagaimana bisa Richal hilang. Dan sedikit aneh mendengar kepulangan Matheo yang tiba-tiba.

"Arav?"

Ia tersadar dari lamunannya, kala seorang wanita yang tak lain adalah Cassandra memanggil nya.

"Ada apa?" tanya Arav, ia sedang berada di ruang kerja nya.

"Emm..." Cassandra ragu membicarakan nya.

"Kata kan" ucap Arav, walaupun ia fokus pada komputer di depan nya.

"Aku ingin Mangga punya tetangga" cicit Cassandra. Posisinya masih berada di ambang pintu dengan menyembulkan sedikit badan dan wajah nya.

DANGEROUS BOY [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang