51. LDR (2)

18.5K 1.4K 80
                                    

Penerbangan dari Bandara Internasional Fiumicino hingga ke Indonesia memakan waktu lima belas jam, dua puluh lima menit. Itu artinya suaminya belum sampai di tujuan.

Memang saat ini Cassandra sedang memegang ponsel, berharap sang suami menelepon dirinya. Bahkan jam menunjukkan pukul enam pagi.

Ia menghela nafas gusar, apalagi jika Belle menanyakan tentang suaminya itu.

"Mommy... Hoammm" Belle berjalan membuka kamar orangtuanya, dengan mata yang masih tertutup dan boneka beruang di tangannya.

Cassandra langsung menatap anaknya, ia mendekati Belle dan menggendongnya.

"Masih mengantuk hm?" tanya Cassandra, ia meletakkan Belle ke kasur. Mereka memang pisah kamar.

Belle mencoba membuka matanya, ia menatap kasur yang selalu ditempati sang Daddy.

"Daddy ana?" tanyanya.

Cassandra mencari akal, agar anak nya itu tidak menangis. "Daddy bekerja sayang." ucap Cassandra dengan lembut.

"Bohong, Daddy nda kelja jam cegini!" ucapnya, memang ia sudah hapal, kapan Daddynya berangkat bekerja.

"Hey, dengarkan Mommy. Daddy tadi pergi bekerja cepat-cepat supaya tidak macat. Tadi juga Daddy berpesan, kalau pulang nanti Daddy akan membelikan boneka beruang." ucap Cassandra berdusta.

Belle melengkungkan bibirnya ke bawah, "Belle nda mau minta boneka lagi..." lirihnya dengan suara bergetar.

Dahi Cassandra mengerut terheran, "Kenapa?" tanyanya.

"Hiks..., Belle nda mau Daddy pelgi cepat-cepat," akhirnya tangisan balita itu pecah.

Cassandra langsung memeluk anaknya, karna dirinya juga sangat sensitif, ia pun ikut menangis.

"Jangan nangis. Nanti Daddy pulang" ucap Cassandra, padahal dirinya juga ikut menangis. Apakah sebesar itu pengaruh Arav?.

***

Belle berjalan menuju rumah Crystal, sudah lama juga ia tidak bermain bersama sahabat sejatinya itu.

"CISTALLLLLLL" suara cempreng Belle memenuhi halaman rumah Crystal.

Orangtua Crystal memang sangat sederhana, dan mereka bukan asli kelahiran Italia, melainkan Indonesia. Karna Ibu Crystal sangat enak memasak, jadilah Belle selalu menumpang makan.

Orangtua Crystal tersenyum dengan manis. "Belle, sini masuk" ucap Ibu Crystal yang bernama Isna.

Karna bahasa inggrisnya yang belepotan, terkadang membuat Belle susah memahami, namun melihat Ibu Crystal yang membuka pagar, itu artinya ia dipersilahkan masuk.

"Cistal ana Onty?" tanyanya.

"Di dalam, sedang makan siang. Ayo," Ibu Isna memegang lengan Belle dan mengajak anak itu ke dapur.

"CISTALLL!" padahal posisi mereka dekat, tapi Belle tetap menjerit.

Sedangkan Crystal tersenyum masam, kedatangan Belle bagaikan mala petaka baginya.

"Ini apa Onty?" tanya Belle bingung menatap makanan yang ada di piring kecil.

"Emm, ini namanya tempe." jelas Ibu Isna.

"Belle apain kesyini?" tanya Crystal.

"Belle lapal, Belle tumpang makan ya Cistal" ucap Belle dengan menunjukkan gigi rapinya.

Ibu Isna terkekeh, "Jangan seperti itu Crystal, Belle kan teman mu"

Crystal menggeleng kuat. "Ndak!, Belle jahat Mama!" ucap Crystal.

DANGEROUS BOY [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang