Setelah panggilan Video itu berakhir, Arav memasukkan ponselnya ke dalam saku. Lalu berdiri tegak, dan menyusul Laura yang menunggunya.
"Ada apa?" ucap Arav berusaha bersifat prefesional.
Laura tersenyum manis. "Pak Jery memberi saya arahan, untuk mengajak Tuan mengelilingi kantor ini, dan mengenalkan beberapa pekerjaan disini." ucap Laura dengan senyuman manisnya.
Arav menaikkan sebelah alisnya, "Apakah harus?" tanyanya.
Laura tersenyum kikuk, "A-ah sebenarnya sih tidak, tapi–"
"Kau tahu, itu sungguh membuang waktu ku." Arav memotong cepat ucapan Laura. Ia muak dengan sifat manis Laura. Seperti ada sesuatu.
"Tuan Leo juga bersama Tuan Jery, jadi kenapa anda tidak ingin tahu lebih tentang kantor ini" ucap Laura, dengan senyuman manisnya.
Arav ber-smirk. "Leo itu perwakilan ku di sini. Jadi!, kau menyingkirlah!" Arav menyenggol keras bahu Laura. Hingga wanita itu hampir tersungkur.
Ia mendengus kasar, tak ingin menyerah, ia pun mengikuti Arav. "Bagaimana jika makanan di luar?, anda harus mengetahui bahwa makanan Indonesia sangat enak!" ucap Laura lagi.
Arav memejamkan matanya, meredam emosi. "Perlu ku ingatkan lagi?, disini aku hanya bekerja, di luar jam kerja, itu bukan urusan ku!" dengan langkah tegapnya, Arav keluar dari gedung besar itu, ia cepat-cepat masuk ke dalam Mobil, urusan Leo, itu belakangan. Yang terpenting ia terlepas dari jeratan perempuan haus belaian seperti Laura.
Di dalam Mobil ia bergidik ngeri, "Lebih seksi istri ku." ucapnya membayangkan tubuh istrinya yang...
"Argh!" ia langsung mengusap wajah nya kasar, menghapus pikiran kotornya.
Karna dirinya yang tak tahu jalan pulang ke hotel, sehingga Arav tersesat, ia memberhentikan Mobil nya di pinggir jalan yang cukup sepi. Ia melirik jam. Sekarang pukul empat sore. Ia menatap sekililing, jalanan yang memang sepi.
Dirinya pun langsung menelepon Leo. "Aku tersesat, kau dimana?"
"Astaga Tuan, bagaimana bisa?!"
"Cepatlah jemput diriku, jangan banyak berbicara." singkat Arav.
"Baiklah, saya akan segera ke sana."
Setelah Arav memberikan lokasinya, tak beberapa lama pun sebuah Mobil mewah mendekatinya. Awalnya Arav merasa senang, namun melihat siapa yang keluar dari Mobil itu membuat Arav berdecih.
"Tuan?, bagaimana bisa anda tersesat?" itu suara Laura.
"Aku tidak suka basa-basi, sekarang tunjukkan diriku jalan ke hotel yang ku tempati." ucap Arav, langsung masuk ke dalam Mobil.
Laura mendengus kasar, ia pun masuk kembali ke dalam Mobil, dan menuntun Arav menuju hotel yang di tempati nya semalam.
Sedangkan di dalam Mobil, Arav berdecak, ia menelepon Leo. Dirinya bersumpah akan memaki laki-laki yang menjabat sebagai sekretarisnya itu.
"Maaf Tuan, pasti anda ingin memarahi saya. Tapi sebelumnya saya meminta maaf. Laura lah, yang ingin. Padahal saya sudah bersiap hendak menjemput anda."
Arav memejamkan matanya, ia langsung mematikan panggilan itu. Kenapa hidupnya banyak sekali drama?!.
Tak berapa lama, Arav pun sampai di hotel, ia turun dari Mobil, begitu juga pada Laura.
"Terimakasih," singkat Arav dan ingin pergi, namun Laura menahan lengannya, membuat Arav menyentak kasar tangan Laura yang sangat lancang.
Sepertinya wanita ini belum merasakan pisau tajam ku. Arav membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BOY [ TERBIT ]
Acción[SEQUEL YOUR' SPECIAL. BISA BACA SECARA TERPISAH] {JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU}. Area 17+🚫 Aravannyalic Hermesyan. Keluarga yang terpandang dan terkenal sebagai keluarga kaya di Italia. Mencintai seseorang tidak pernah masuk dal...