06.Murderer

55.2K 2.7K 24
                                    

Pinggang Cassandra terasa berat, ia mengerjab kan mata nya berkali kali, lalu melirik ke bawah di mana sebuah tangan kekar melilit pinggang ramping nya.

Tangan kekar?.

"Aahhmmppttt!!"

Sesaat Cassandra ingin menjerit Arav langsung memeluk nya dengan erat, hingga suara nya teredam. Namun, laki laki itu masih setia memejamkan mata nya.

Cassandra berusaha melepaskan pelukan Arav, namun semakin ia berusaha melepaskan diri, semakin kuat pula Arav menahan diri nya.

"Aku mau sekolah!"ucap Cassandra berharap Arav melepaskan pelukan nya.

"Lima menit lagi"gumam Arav. Ia menghirup leher jenjang Cassandra sehingga Cassandra kegelian dan bergerak gelisah.

Tanpa aba aba Arav menyesap leher Cassandra dengan begitu lihai, tangan nya juga merambat ke area sensitif gadis itu. Lima belas menit berlalu, Cassandra langsung mendorong tubub Arav.

Ia bangkit menuju kamar mandi tanpa berkata kata. Sedangkan laki laki itu mengelap bibir nya lalu terkekeh.

Ia memencet nomor seseorang di ponsel nya.

"Buang semua vape di ruang kerja ku, aku sudah menemukan candu ku yang baru"ucap nya dan mematikan ponsel itu sepihak.

***

Dahi Cassandra mengerut heran kala pandangan semua siswa/i mengarah pada nya dengan tajam. Ia melihat pakaian nya yang menggunakan hoodie, guna menutupi leher nya yang terdapat bekas kismark. Lalu, apa yang salah dari diri nya.

Walaupun bingung, ia tetap berjalan melewati siswa/i yang menatap diri nya seperti ingin memakan diri nya saja.

"Heh jalang!!".

Cassandra mendongak, menatap teman Greta yang memang selalu bersama Greta. Mengingat gadis itu, tentang kematian nya masih belum terbongkar.

"Kau memang tidak tahu malu?!"sentak gadis itu.

"Apa maksud mu?"tanya Cassandra heran.

Taraya terkekeh, ia menjambak rambut Cassandra"Sudah di bayar berapa diri mu hah? Tidak tahu malu jika masih bersekolah di sini? Dasar miskin!"tekan nya, lalu melepaskan rambut Cassandra dengan kasar.

Cassandra terjatuh, ia berdiri kembali, lalu mendorong Taraya"Sungguh aku tak mengerti apa maksud mu!!, perihal miskin, memang nya kenapa jika diri ku miskin? Apakah kemiskinan ku mengusik diri mu?!"sekak Cassandra membuat Taraya kesal.

Taraya mengambil ponsel nya lalu menunjukkan isi dari ponsel tersebut, yang mana membuat Cassandra menegang kaku.

Itu adalah foto diri nya yang berada di Club, di tambah lagi Arav merengkuh pinggang nya. Ia lalu menatap sekitar, tatapan mereka semakin tajam saja.

"Huuuuuu"

Semua menyoraki Cassandra dan melempari diri nya memakai kertas. Sedangkan Cassandra tak bisa berkata kata lagi. Taraya senyum kemenangan sembari bersidekap dada.

"Sandra!".

Panggilan itu juga tak membuat Cassandra beralih, ia menangis, ia juga merasa sangat di hina kan disini.

Christ mendekat, mendekap tubuh ringkih itu. Cassandra hanya bisa diam kala Christ memeluk diri nya.

"Aku tahu kau tak seperti itu kan?"ucap Christ mencoba berfikir positif.

Foto nya yang berada di Club sudah menyebar luas di kalangan sekolah.

Tiba tiba seorang pria datang, yang tak lain adalah Arav. Ia menatap tajam orang orang sekitar yang menatap diri nya dengan tatapan kagum.

DANGEROUS BOY [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang