Dipagi yang segar disebuah kamar bernuansa hitam, seorang lelaki yang sedang berkelahi dengan pikirannya.
Ia begitu gelisa dari semalam, bagaimana tidak diotak nya selalu memikirkan seorang wanita yang berhasil ia ajak jalan kemarin.Ia masih bingung apakah ia benar-benar menyukai wanita tersebut atau hanya sekedar nyaman saja.
Dan untuk wanita itu apakah wanita tersebut benar-benar menyukai atau hanya penasaran, begitu pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam otaknya.
Apa ia harus meminta sarah Kepada Papanya pikirnya, sepertinya tidak itu terlalu konyol untuk meminta saran kepada sang Papa.Atau ia meminta saran kepada Mamanya, tapi tidak juga ia terlalu gengsi jika meminta pendapat kepada Mamanya tentang seorang perempuan.
Apa ia harus meminta saran kepada Abangnya, pikirnya lagi. Namun lagi-lagi ia tidak mau, meminta saran kepada Abangnya sama aja mempermalukan dirinya.,
Abangnya yang notabenya Pecinta Mermaid, ia tidak yakin jika meminta saran kepada Abangnya akan serius.Ia pun mengambil ponsel miliknya dimeja belajar. Ia pun langsung menekan aplikasi berwarna hijau yang berlogo 'W'.
Ia langsung mencari nama seseorang yang akan ia meminta tolong.Azka
Ka
Lo sibuk gak?Gak Bro knp?
kerumah gua,
Ajak Evan jugaNgapain Bro?
Uda Sini aja
Ada makanan?
Hmm
Otw
Ia pun kembali meletakkan ponselnya diatas meja belajar miliknya, ia harap Azka dan Evan bisa menjadi tempat meminta saran.
Walaupun ia tau pasti Evan dan Azka akan menertawainya.Sekian lama ia menunggu kedua temannya pun akhirnya sampai juga, walaupun mereka datang dengan cara tidak mandi terlebih dahulu.
'Mau mandi di rumah Vano' katanya.Mau tak mau ia harus merelakan kamar mandi miliknya untuk di minta airnya sedikit, agar Azka dan Evan mandi.
Kini ia bingung bagaimana cara membuat topik agar mereka langsung mengerti apa yang sedang dirasakan oleh Vano.
"Azka, Evan,"panggi Vano.
"Apa Van?"tanya Azka.
"Gua mau minta saran,"ucap Vano.
"Tentang?"tanya Evan lagi.
"Syeilla,"
"Kenapa sama tuh anak?"tanya sama Azka.
"Jadi gini,"
Vano pun menceritakan perasaannya. yang dirasakan olehnya,kepada kedua temannya itu,
Mulai dari ia risih dengan gangguan dari Syeilla. Hingga dia ngerasa nyaman,
sampai dimana Vano berhasil mengajak Syeilla.Ia bukanlah tipekal seseorang yang mudah bergaul dengan seorang perempuan apa lagi untuk memiliki prasaan yang dalam.
"Fix sih lo jatuh cinta,"ucap Evan yang sedang memakan biskuit dari laci Vano.
"Huft,"
"Saran gua, kalo lo suka lo kejar, kalo lo sekedar nyaman yaudah lo anggap temen,"jelas Azka.
"Bener tuh apa kata Azka, dari pada Syeilla keburu diambil orang, baru mampus lo,"ucap Evan.
"Tuh dengerin Evan,"ucap Azka "Pan mau dong,"pinta Azka meminta biskuit pada Evan.
"Huft,"hela Vano yang masih bimbang dengan semuanya, ia takut kehilanga Syeilla tapi ia belum bisa memiliki Syeilla,
"Gua punya ide,"ucap Evan girang,
"Apaan tuh?"tanya Azka.
"Sini lo pada,"
Mereka pun mengumpul menjadi satu dan Evan langsung memberikan idenya yang cermerlang itu kepada mereka.
"Nah gimana Van, lo siap?"tanya Azka.
"Mungkin,"
"Jangan mungkin goblok,"maki Evan yang, ia pun langsung menghampiri Vano "lo harus jawabannya tuh gini, ia gua siap,"jelas Evan.
"Iya deh iya gua siap,"ucap Vano menirukan Evan.
"Tenang Van, ada gua sama Epan jadi semuanya jalan dengan lancar asal ada anunya,"ucap Evan memberikan kode sambil menaikkan satu alisnya.
"Apa?"tanya Vano.
"Lo harus traktirkan kami Baksonya Mbak Dini yang didekat rumah Azka gimana?"tawar Evan.
"Ya,"ucap Vano pasrah.
"Yang bener Van?"tanya Azka Girang.
"Hm,"
"Oke, kalo gitu gua sama Epan bakalan semangat bantuin elo,"ucap Azka.
Akhirnya Vano pun akan mengikuti rencana atau ide dari otak nya Evan itu, mungkin rencana tersebut seperti anak Sd pikirnya. Apa lagi ia harus meneraktirkan bakso untuk kedua temannya
Tapi ini seua demi mendapatkan cinta Syeilla seutuhnya.
Ia harus berjuang dan berkorban agar Syeilla tidak berpaling darinya."Van,"panggi Azka.
"Hmm,"
"Gua sama Epan pulang yak,"pamit Azka.
"Cepet amat?"tanya Vano.
"Gua sama Azka mau bantuin Bapaknya Azka bikin kandang ayam, lumayan dapat duit,"jelas Evan.
"hmm, hati-hati,"ucap Vano.
"Oke boss,"
Mereka pun izin pamit untuk pulang dan Vano tidak lupa mengantarkan mereka sampai didepan rumah,
Ia pun ingin masuk kedalam rumah nya terlihat Abangnya yang baru saja pulang bersama sang pujaan hatinya.
Tidak lupa Vano menyapa mereka agar terlihat sopan, dan tidak lupa mengajak mereka berdua masuk kedalam rumah bersama.
Baru saja masuk kedalam rumah Abangnya langsung pergi kearah depan televisi untuk menonton acara film kesukaan nya.
Yaitu film putri duyung Ariel. Vano masih tidak habis pikir kenapa tunangan Abangnya mau dengan Abangnya yang terobsesi oleh Mermaid.Ia pun tidak mau mengambil pusing ia memilih untuk pergi ke kamarnya untuk memikirkan kembali rencana nya yang telah dibuat oleh teman-temannya tadi.
Ia langsung mengambil ponselnya yang ia simpan di meja belajar tadi,
ia pun melihat status-status milik teman-temannya di WhatsApp.Tidak sengaja ia melihat Status milik Syeilla, Ia langsung meng screen foto yang di unggah oleh Syeilla tadi.
Terukir senyuman dibibir Vano kala melihat foto Syeilla.
"cantik,"ucapnya tanpa sadar.Lama kelamaan karena bosan ia memilih untuk memejamkan matanya agar ia bisa tertidur dengan tenang tanpa ada gangguan sedikit.
Vote & coment
Kritikannya kakak❤️
MakasihLopenyou Sekebon rambutan buat yang
baca
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Destiny
Fiksi Remaja"Gue pastiin lo jadi milik gue!" -Syeilla Anandita "Coba saja kalau bisa" -Vano Nugraha