Bab 48 : Ternyata Kamu Selingkuh?

59 7 0
                                    

Pagi ini Langit bangun lebih awal dari biasanya. Semalaman ia tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan Malia. Ia tidak bisa membiarkan Demian bebas begitu saja. Ia harus menemukan Demian dan membawanya ke hadapan Malia dan Pak Bagja. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Sejak mendengar kisah Malia, kebencian Langit padanya berubah menjadi rasa iba. Ternyata masa lalunya lebih menyakitkan. Pantas saja Malia selalu ingin mengakhiri hidupnya. Dan saat ini Langit takut sekali Malia akan mengulanginya kembali. Langit menghela nafasnya lalu bergegas mengeluarkan motor. Ia akan menemui Sandra sebelum dia berangkat kerja. Ia akan meminta tolong untuk membantunya menemukan Demian. Sandra pasti akan menolongnya kalau ia mendengar kisah Malia. Karena ia juga perempuan. Dan dia pasti punya cara untuk membantunya.

Baru pukul tujuh pagi ketika Langit keluar dari dalam elevator yang membawanya sampai di lantai apartemen Sandra. Ia menenteng sebuah kantong plastik berisi bubur ayam kesukaan Sandra. Langit tersenyum. Ia sengaja tidak memberi tahu kedatangannya untuk memberinya kejutan. Tapi tiba - tiba Langit tertegun. Seorang pria paruh baya tergesa - gesa keluar dari unit apartemen Sandra. Dari pakaiannya Langit dapat melihat pria itu seperti seseorang yang mempunyai jabatan tinggi di sebuah perusahaan. Apakah dia bosnya Sandra? Pria itu tersenyum saat berpapasan dengan Langit, sebelum kemudian ia masuk ke dalam elevator yang membawanya turun.

Perlahan, Langit membuka pintu apartemen dengan kunci yang dibawanya. Entah kenapa perasaannya jadi tak enak. Lalu diam-diam ia masuk ke dalam kamar. Sandra masih tertidur. Pakaiannya berserakan di lantai bersama dengan pakaian dalamnya. Tiba-tiba saja Langit merasa kepalanya berputar. Tubuhnya terasa ingin jatuh. Sambil menahan nafas dibukanya selimut yang menutupi tubuh Sandra. Dilihatnya tubuh Sandra yang telanjang. Tanpa sehelai benang pun.

"Maaaas!" Sandra membuka matanya.

"Dia sudah pulang," sahut Langit dengan suara bergetar.

Seketika Sandra beranjak bangun. Menyambar selimut untuk menutupi tubuhnya. Kedua matanya nanar menatap Langit. Ia ketakutan.

Langit memandangnya tanpa berkata. Ia tak tahu apa yang harus dikatakannya. Ia hanya ingin secepatnya pergi dari sana. Tiba-tiba saja perutnya terasa mual.

"Lang..." Sandra menahan Langit dengan tangannya, saat ia akan membalikan badannya.

"Aku tidak akan menghakimi kamu. Tapi hubungan kita tidak bisa diteruskan lagi," ucap Langit berusaha melepaskan tangan Sandra. Tapi Sandra memeluknya dengan kuat.

"Please, Lang! Dengerin penjelasanku dulu!"

Tapi Langit malah mendorong tubuh Sandra hingga terhempas di atas kasurnya.

Sandra menatap Langit dengan murka.
"Kenapa? Kamu jijik sama aku sekarang?!" Jeritnya.

Langit memejamkan kedua matanya. Ia ingin secepatnya menghilang dari hadapan Sandra sebelum kemarahannya meledak. "Aku tidak menyalahkanmu. Tapi aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini."

"Oh! Jangan munafik, Lang! Kamu juga melakukan hal yang sama pada Malia, kan?"

"Tutup mulut kamu, San!" Kini Langit benar-benar tidak bisa mengendalikan amarahnya lagi. "Aku tidak pernah menyentuhnya!" Ditatapnya mata Sandra dalam-dalam.

Sandra tersenyum dengan sinis. "Tapi kamu menjual cinta. Kamu hanya ingin memanfaatkan dia. Aku tahu, perempuan manja dan cengeng itu bukan seleramu."

"Jangan bawa-bawa dia! Ini tentang kamu, San. Kamu berselingkuh di belakangku!" Wajah Langit memerah. Ia menahan amarahnya.

Sandra terdiam.

"Kenapa kamu berubah, San? Apakah demi semua kemewahan ini? Dia yang membayar apartemen ini, kan? Membelikanmu mobil. Barang-barang mewah yang kamu punya. Termasuk ini?" Langit melepas jam tangannya. Hadiah dari Sandra yang baru saja dipakainya. Dilemparkannya jam tangan itu di atas kasur.

Di Balik Rahasia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang