02

792 47 0
                                    

Hai Fren!
Sebelum baca aku cuma mau ingetin buat tekan tanda bintang, dan Comment yang banyak yup, biar cepet up lagi!

'Selamat membaca'

Langit duduk di balkon kamar. Ia baru saja pulang setelah acara pertemuan dengan keluarga Aira. Yang dapat ia simpulkan, rencana pernikahan-nya akan dipercepat, weekend ini. Tapi hanya dihadiri kerabat terdekat aja.

"Semoga gue bisa bimbing lo, Ra,"

Ia membuka ponselnya. Mencari nomor yang baru saja ia simpan beberapa jam yang lalu. Calon Bini dengan emoticon bulan disamping-nya. Ia menekan tombol berwarna hijau.

"Halo,"

"Siapa ya," tanya-nya dari sebrang sana.

"Gue, Langit."

"Lo udah tidur ya? Gue ganggu?"

"Engga, gue belum tidur. Ada apa?"

"Gak apa - apa sih, cuma mastiin aja ini beneran nomor calon istri gue atau bukan. Takut-nya gue dikasih nomor tukang sedot WC sama Abang Lo,"

Terdengar suara tawa kecil, "ada - ada aja."

"Air,"

"Air?"

"Iya air, itu panggilan sayang dari gue."

"Jadi, Lo udah sayang gue?

"Belum, tapi segera!" jawab Langit semangat.

"Besok ikut gue ya,"

"Kemana?"

"Ketemu temen gue. Gue mau kenalin Lo sama temen - temen gue."

"Engga ah! Gak mau!"

"Harus mau. Dosa tau gak nurut omongan gue,"

"Kan gue belum jadi istri lo, jadi gak dosa."

"Anggap aja ini simulasi. Pokoknya besok gue jemput didepan kelas lo. Oke, cantik? Sekarang lo harus tidur udah malem. Jangan mikirin gue terus! Bye!"

Panggilan diputus sepihak oleh Langit. Bukan tanpa sebab, Langit yakin Aira pasti sedang merona disana.

°°°

Bel sekolah sudah berdering sejak 5 menit yang lalu. Siswa - siswi berbondong - bondong meninggalkan kelas. Hanya beberapa orang saja yang masih ada didalam kelas karena harus menjalankan kewajiban mereka,npiket kelas.

Begitu juga dengan Aira. Ia hari ini dapat jatah untuk menaikan bangku agar teman-nya yang lain bisa dengan muda menyapu.

"Airaa, ada yang nyari-in!" teriak salah satu teman-nya. Ia menyengrit binggung, siapa yang mencari-nya.

"Lo ada hubungan apa sama, Langit?!" tanya teman-nya yang lain. Gina tadi mengintip siapa sosok yang mencari Aira.

"A-anu gak ada hubungan apa - apa," bantah-nya.

Gina memincing curiga, "Bohong ya lo,"

"Air cepetan atuh, nanti gue gak kebagian cilok mang Udin!" teriak Langit dari ambang pintu, yang membuat Aira melotot.

Aira melihat Gina yang bersedekap dada, wajah-nya seolah mengatakan "Gue butuh penjelasan,"

"G-gue duluan ya, besok gue jelasin. Bye Gina!" ucap-nya lalu berlari meninggalkan Gina.

Ia segera menarik Langit untuk menjauh dari kelas-nya, "Pelan - pelan Ra, nanti jatoh,"

"Abis-nya Lo ke-kelas gue,"

Langit Dirgantara [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang